Yuk, Cegah Stroke dengan Cara Menari

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 13:45 WIB
Penyakit stroke tidak saja menimbulkan cacat pada tubuh bahkan mengancam keselamatan jiwa. (Foto/Ilustrasi)
MANADO - Stroke menempati urutan pertama penyakit penyebab kematian di Indonesia dan urutan kedua penyebab kematian di seluruh dunia, setelah penyakit jantung koroner.

Nah melihat pentingnya hal itu Siloam Hospitals Manado menggelar program edukasi kesehatan masyarakat yang berkelanjutan di masa Pandemi Virus COVID-19 yang bertajuk "Cegah Stroke dengan Menari (Meraba Denyut Nadi Sendiri)"

Dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Siloam Hospitals Manado, dr Vekky Sariowan, Sp.JP., mengatakan, berdasarkan riset kesehatan dasar 2018 menyebutkan, Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan ketiga dalam hal prevalensi penyakit stroke. (BACA JUGA: Waspada! 3 Gejala Ini Bisa Pengaruhi Darah Tinggi hingga Stroke)

Ada dua macam tipe stroke ditinjau dari segi etiologi. Pertama, stroke yang disebabkan oleh sumbatan aliran darah atau yang dikenal dengan stroke iskemik.

Kedua, yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak atau stroke hemoragik. Komposisi 2/3 dari total populasi pasien stroke terdiri dari stroke iskemik, dimana salah satu penyebabnya adalah cardioembolic.

Fibrilasi atrium adalah suatu keadaan dimana serambi (atrium) jantung tidak berkontraksi secara normal atau hanya terjadi fibrilasi, menyebabkan jantung berdenyut secara ireguler.

"Nah, keadaan ini menyebabkan aliran darah di serambi jantung menjadi stasis dan mudah terbentuk bekuan darah. Bekuan darah pada ruang jantung tersebut yang apabila terlepas dapat menyebabkan sumbatan aliran darah otak (cardioembolic)," kata Vekky Sariowan dalam kesempatan Webinar, Jumat, (09/10/2020) di Kota Manado. (BACA JUGA: Aktivitas Fisik Ringan Baik untuk Penderita Stroke)

Salah satu langkah awal untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan melakukan deteksi dini penyakit fibrilasi atrium.

Pencegahan dan Pengobatan Stroke

Pedoman terbaru yang diterbitkan oleh perhimpunan dokter spesialis kardiovaskular Eropa 2020, bahwa salah satu metode deteksi penyakit Fibrilasi Atrium adalah meraba nadi sendiri, terutama pada individu berusia lebih dari 65 tahun.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content