Tekan Kematian COVID, RS Harus Berikan Treathment Khusus Pasien Komorbid
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 17:40 WIB
SEMARANG - Sejumlah rumah sakit rujukan diminta memberikan perhatian serius pada pasien COVID-19 disertai penyakit bawaan atau komorbid. Hal itu penting dilakukan untuk menekan angka kematian di Jawa Tengah.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menerangkan, beberapa cara telah dilakukan untuk menekan angka kematian selama pandemi di Jawa Tengah. "Beberapa rumah sakit sudah melakukan improvement. Di RSUD Moewardi Solo itu sudah bagus, maka saya minta sharing kepada yang lainnya," kata Ganjar, Jumat (2/10/2020). (Baca: Muncul Klaster Ponpes di Jateng, Gus Yasin: Jangan Pulangkan Santri! )
Selain itu, pihaknya juga telah membuat dua tim terkait meningkatkan angka kesembuhan sekaligus mengurangi angka kematian di Jawa Tengah. Tim tersebut ditugaskan untuk optimalisasi laboratorium dan rumah sakit. "Untuk optimalisasi laboratorium, sekarang hasilnya sudah bagus, sudah di atas target. Tapi untuk menekan angka kematian, sepertinya kita butuh lebih ketat lagi," katanya.
Menurutnya, salah satu cara menurunkan angka kematian adalah dengan mencegah yang sehat menjadi sakit. Apalagi, mereka yang memiliki komorbid. "Mereka yang memiliki komorbid dites dulu, dan diminta tidak keluar rumah dulu. Hal ini sebagai upaya perlindungan yang dilakukan," jelasnya.
Ia mengungkapkan, mayoritas kasus meninggal di Jawa Tengah selama pandemi, didominasi oleh pasien berusia di atas 50 tahun. Selain itu, mereka juga memiliki komorbid seperti gula darah tinggi dan hipertensi. (Baca: Tekan Kematian COVID, Penderita Hipertensi Dilarang Keluar Rumah )
"Mereka-mereka ini yang butuh perhatian. Kami juga sudah mendapat masukan dari Kemenkes untuk kita bisa lebih tekan, dengan treatmenth yang lebih baik," pungkasnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menerangkan, beberapa cara telah dilakukan untuk menekan angka kematian selama pandemi di Jawa Tengah. "Beberapa rumah sakit sudah melakukan improvement. Di RSUD Moewardi Solo itu sudah bagus, maka saya minta sharing kepada yang lainnya," kata Ganjar, Jumat (2/10/2020). (Baca: Muncul Klaster Ponpes di Jateng, Gus Yasin: Jangan Pulangkan Santri! )
Selain itu, pihaknya juga telah membuat dua tim terkait meningkatkan angka kesembuhan sekaligus mengurangi angka kematian di Jawa Tengah. Tim tersebut ditugaskan untuk optimalisasi laboratorium dan rumah sakit. "Untuk optimalisasi laboratorium, sekarang hasilnya sudah bagus, sudah di atas target. Tapi untuk menekan angka kematian, sepertinya kita butuh lebih ketat lagi," katanya.
Menurutnya, salah satu cara menurunkan angka kematian adalah dengan mencegah yang sehat menjadi sakit. Apalagi, mereka yang memiliki komorbid. "Mereka yang memiliki komorbid dites dulu, dan diminta tidak keluar rumah dulu. Hal ini sebagai upaya perlindungan yang dilakukan," jelasnya.
Ia mengungkapkan, mayoritas kasus meninggal di Jawa Tengah selama pandemi, didominasi oleh pasien berusia di atas 50 tahun. Selain itu, mereka juga memiliki komorbid seperti gula darah tinggi dan hipertensi. (Baca: Tekan Kematian COVID, Penderita Hipertensi Dilarang Keluar Rumah )
"Mereka-mereka ini yang butuh perhatian. Kami juga sudah mendapat masukan dari Kemenkes untuk kita bisa lebih tekan, dengan treatmenth yang lebih baik," pungkasnya.
(don)
tulis komentar anda