Citarum Lepas Predikat Sungai Terkotor di Dunia, Ini Penjelasannya
Selasa, 29 September 2020 - 16:00 WIB
Selain itu, dilakukan pula pengendalian pemanfaatan ruang, penegakan hukum, pemantauan kualitas air, pengelolaan sumber daya air, hingga edukasi masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan penerapan pola hidup bersih sehat (PHBS).
"Hasilnya, walaupun di 2020 ada refocusing anggaran besar-besaran karena COVID-19, sudah ada perkembangan signifikan. Bagaimana penanganan sedimentasi, erosi hingga normalisasi sungai sudah dilakukan, termasuk edukasi masyarakat terkait pembuangan sampah dan KJA," paparnya.
Disinggung indikator membaiknya Sungai Citarum, Prima menjelaskan, berdasarkan hasil online monitoring system yang dilakukan pihaknya, kondisi Sungai Citarum kini sudah mengalami banyak peningkatan, termasuk aspek kualitas airnya. "Tak dipungkiri, pandemi COVID-19 juga cukup berpengaruh terhadap membaiknya kondisi Sungai Citarum menyusul berkurangnya aktivitas industri," imbuhnya.
Prima pun menyebutkan sejumlah indikator membaiknya kondisi Sungai Citarum, di antaranya tercermin dari sejumlah parameter kualitas air yang telah memenuhi baku mutu. Beberapa parameter kualitas air yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia (RI), kata Prima, telah dipenuhi oleh air Sungai Citarum.
"Hal ini menunjukan adanya perbaikan yang sangat berarti. Dalam beberapa parameter telah memenuhi baku mutu, dalam artian sudah sesuai ketentuan. Walaupun masih ada pencemaran, kondisi saat ini sudah masuk ke dalam cemar ringan," tegasnya.
Prima juga menyebutkan, parameter chemical oxygen demand (COD) yang menunjukan angka pencemaran industri menunjukan adanya penurunan yang cukup signifikan di 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari data yang didapat di sejumlah daerah lintasan Sungai Citarum yang merupakan kawasan industri, seperti Cisirung dan Nanjung, Kabupaten Bandung.
"COD tahun ini jauh menurun, nilainya sudah tidak jauh berbeda dari standar baku mutu," ujarnya. Hal serupa juga terjadi di level pencemaran yang dihasilkan oleh limbah domestik atau biological oxygen demand (BOD). Data DLH Jabar menunjukan adanya penurunan pencemaran limbah domestik di Sungai Citarum dari 2019 ke 2020. Selain itu, tingkat erosi juga mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu yang diukur berdasarkan nilai total suspended solid (TSS).
"TSS tahun ini turun banget dibanding tahun lalu,l karena penanganan di atas (hulu sungai) juga cukup efektif, mulai dari penataan infrastruktur, kegiatan pengerukan sedimen, hingga terasering di pinggir kiri kanan sungai," bebernya.
Meski begitu, Prima mengakui, masih ada kondisi Sungai Citarum yang harus dibenahi, yakni pencemaran akibat limbah feses, baik limbah kotoran hewan maupun manusia. "Yang masih cukup tinggi adalah total bakteri e-Coli yang berasal dari limbah hewan ternak dan manusia. Angkanya menurun bila dibandingkan sebelum 2020, tapi masih relatif tinggi. Hal ini menunjukan sanitasi masih harus menjadi perhatian," tandasnya.
Sementara itu, Komandan Sektor 7 Satuan Tugas Citarum Harum, Kolonel Purwadi pun menyatakan, meski belum 100 persen tuntas, namun kondisi Sungai Citarum semakin membaik. "Secara kasat mata, pencemaran di sungai Citarum mulai membaik jika dibandingkan dengan beberapa tahun silam yang sampai mendapat predikat sungai dengan tingkat pencemaran tinggi," katanya.
"Hasilnya, walaupun di 2020 ada refocusing anggaran besar-besaran karena COVID-19, sudah ada perkembangan signifikan. Bagaimana penanganan sedimentasi, erosi hingga normalisasi sungai sudah dilakukan, termasuk edukasi masyarakat terkait pembuangan sampah dan KJA," paparnya.
Disinggung indikator membaiknya Sungai Citarum, Prima menjelaskan, berdasarkan hasil online monitoring system yang dilakukan pihaknya, kondisi Sungai Citarum kini sudah mengalami banyak peningkatan, termasuk aspek kualitas airnya. "Tak dipungkiri, pandemi COVID-19 juga cukup berpengaruh terhadap membaiknya kondisi Sungai Citarum menyusul berkurangnya aktivitas industri," imbuhnya.
Prima pun menyebutkan sejumlah indikator membaiknya kondisi Sungai Citarum, di antaranya tercermin dari sejumlah parameter kualitas air yang telah memenuhi baku mutu. Beberapa parameter kualitas air yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia (RI), kata Prima, telah dipenuhi oleh air Sungai Citarum.
"Hal ini menunjukan adanya perbaikan yang sangat berarti. Dalam beberapa parameter telah memenuhi baku mutu, dalam artian sudah sesuai ketentuan. Walaupun masih ada pencemaran, kondisi saat ini sudah masuk ke dalam cemar ringan," tegasnya.
Prima juga menyebutkan, parameter chemical oxygen demand (COD) yang menunjukan angka pencemaran industri menunjukan adanya penurunan yang cukup signifikan di 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari data yang didapat di sejumlah daerah lintasan Sungai Citarum yang merupakan kawasan industri, seperti Cisirung dan Nanjung, Kabupaten Bandung.
"COD tahun ini jauh menurun, nilainya sudah tidak jauh berbeda dari standar baku mutu," ujarnya. Hal serupa juga terjadi di level pencemaran yang dihasilkan oleh limbah domestik atau biological oxygen demand (BOD). Data DLH Jabar menunjukan adanya penurunan pencemaran limbah domestik di Sungai Citarum dari 2019 ke 2020. Selain itu, tingkat erosi juga mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu yang diukur berdasarkan nilai total suspended solid (TSS).
"TSS tahun ini turun banget dibanding tahun lalu,l karena penanganan di atas (hulu sungai) juga cukup efektif, mulai dari penataan infrastruktur, kegiatan pengerukan sedimen, hingga terasering di pinggir kiri kanan sungai," bebernya.
Meski begitu, Prima mengakui, masih ada kondisi Sungai Citarum yang harus dibenahi, yakni pencemaran akibat limbah feses, baik limbah kotoran hewan maupun manusia. "Yang masih cukup tinggi adalah total bakteri e-Coli yang berasal dari limbah hewan ternak dan manusia. Angkanya menurun bila dibandingkan sebelum 2020, tapi masih relatif tinggi. Hal ini menunjukan sanitasi masih harus menjadi perhatian," tandasnya.
Sementara itu, Komandan Sektor 7 Satuan Tugas Citarum Harum, Kolonel Purwadi pun menyatakan, meski belum 100 persen tuntas, namun kondisi Sungai Citarum semakin membaik. "Secara kasat mata, pencemaran di sungai Citarum mulai membaik jika dibandingkan dengan beberapa tahun silam yang sampai mendapat predikat sungai dengan tingkat pencemaran tinggi," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda