Citarum Lepas Predikat Sungai Terkotor di Dunia, Ini Penjelasannya

Selasa, 29 September 2020 - 16:00 WIB
Warga menyebrang menggunakan perahu di Sungai Citarum yang kini terlihat lebih bersih. Foto/Dok.Satgas Citarum
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat mengklaim predikat sungai terkotor di dunia tak lagi relevan disematkan kepada Sungai Citarum. Hal ini menyusul penanganan yang telah dilakukan sejak 2 tahun terakhir. (Baca juga: Sungai Citarum Kembali Tercemar Limbah)



Kondisi sungai terpanjang di Jabar itu kini menunjukkan perbaikan yang signifikan ditandai dengan menurunnya tingkat pencemaran, termasuk kualitas air yang jauh lebih baik dibandingkan 2 tahun sebelumnya. (Baca juga: "Mobil Goyang" di Halaman Masjid Raya Hebohkan Warga Sidimpuan)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtias mengatakan, perbaikan Sungai Citarum seiring pelaksanaan program Citarum Harum yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum. (Baca juga: Demo Bebaskan Jerinx SID di Denpasar Bali Dibubarkan Polisi)





Menurutnya, sejak perpres tersebut disahkan dan Program Citarum Harum berjalan, berbagai upaya pengendalian kerusakan sungai telah berjalan efektif. Sedikitnya ada 13 program yang fokus dikerjakan untuk menuntaskan sengkarut pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dari hulu ke hilir.

Prima menegaskan, kondisi saat ini berbeda dengan kondisi Sungai Citarum dibandingkan hampir satu dekade ke belakang dimana predikat salah satu sungai terkotor di dunia sempat disematkan. Saat ini, kata Prima, sungai yang juga menjadi sumber air baku bagi puluhan juta orang di 13 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali tersebut perlahan berprogres menuju kondisi yang lebih baik.

"Kita sudah membuat rencana aksinya dan itu didasari dari kondisi Sungai Citarum di awal yang masih sangat kotor. Semua rencana aksi sudah dilaksanakan di 2019 dan tahun ini," ujarnya di Bandung, Selasa (29/9/2020).

Prima memaparkan, sejumlah program yang telah dan masih terus terlaksana meliputi penanganan lahan kritis, penanganan limbah industri, penanganan limbah peternakan, penanganan air limbah domestik, pengelolaan sampah, hingga penataan keramba jaring apung (KJA).
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content