Pandemi Corona, Puluhan Miliarder AS Justru Raup Untung Besar
Selasa, 05 Mei 2020 - 10:33 WIB
Kajian yang dilaksanakan Hurun Research menunjukkan, selama 2 Januari hingga Maret, sekitar USD400 miliar hangus dari dompet sekitar 100 miliarder. Mereka membutuhkan waktu dua setengah tahun lagi untuk mengumpulkan uang tersebut selepas krisis.
Namun, Hurun Research menyatakan sembilan pengusaha tidak termasuk taipan yang merugi. "China termasuk sebagai pemenang karena pasar saham lebih kebal dari virus dibandingkan AS dan Eropa," kata Rupert Hoogewerf, kepala peneliti Hurun Report, dilansir Market Watch. Itu disebabkan pasar saham China relatif stabil dibandingkan negara lain.
Pasar saham Dow Jones tumbang hingga -2,55%, Eropa juga jatuh hingga dua digit, Jepang turun hingga 18%, Hong Kong pun 10%. Pasar saham di China hanya turun 0,2%. “Virus korona mendorong peningkatan produksi perusahaan yang memproduksi peralatan medis,” kata Hoogewerf. “Isolasi wilayah juga mendorong penggunaan media konferensi media.”
Itulah yang menyebabkan Eric Yuan Zheng, pendiri Zoom, mendapatkan peningkatan kekayaan 77% mencapai USD8 miliar.
Buffett Rugi Rp740 Triliun
Warren Buffett, salah seorang terkaya di dunia yang memiliki perusahaan investasi Berskhire, dilaporkan merugi USD49,75 (Rp740 triliun) pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian tersebut karena turunnya saham seperti Bank of America Corp dan Apple Inc selama krisis pandemi korona.
Buffett mengungkapkan, pendapatan operasional tahun ini diperkirakan akan lebih sedikit dibandingkan jika pandemi tidak terjadi. Transaksi tunai Berkshire mencapai USD137,3 miliar, meskipun Buffett mengungkapkan dia akan melakukan transaksi besar sekitar USD30 miliar hingga USD50 miliar.
Tapi, transaksi itu tidak termasuk pada pembelian saham maskapai penerbangan AS, setelah Buffett mengonfirmasi bahwa Berkshire menjual seluruh saham pada empat maskapai di AS seperti American Airlines Group Inc, Delta Air Lines Inc, Southwest Airlines Co, dan United Airlines Holdings Inc. “Saya mengakui kesalahan berinvestasi di sektor (penerbangan) di mana pandemi mengubah segalanya bagi investor,” katanya.
Baca Juga: Tim dari Yayasan Orang Kedua Terkaya di Dunia Sambangi RSUD Parepare
Namun, Buffett mengungkapkan bahwa AS seharusnya tidak boleh menyerah menghadapi krisis Covid-19. Bagi dia, AS memiliki kemampuan untuk menghadapi krisis yang bisa menghancurkan ekonomi dan investasi.
Namun, Hurun Research menyatakan sembilan pengusaha tidak termasuk taipan yang merugi. "China termasuk sebagai pemenang karena pasar saham lebih kebal dari virus dibandingkan AS dan Eropa," kata Rupert Hoogewerf, kepala peneliti Hurun Report, dilansir Market Watch. Itu disebabkan pasar saham China relatif stabil dibandingkan negara lain.
Pasar saham Dow Jones tumbang hingga -2,55%, Eropa juga jatuh hingga dua digit, Jepang turun hingga 18%, Hong Kong pun 10%. Pasar saham di China hanya turun 0,2%. “Virus korona mendorong peningkatan produksi perusahaan yang memproduksi peralatan medis,” kata Hoogewerf. “Isolasi wilayah juga mendorong penggunaan media konferensi media.”
Itulah yang menyebabkan Eric Yuan Zheng, pendiri Zoom, mendapatkan peningkatan kekayaan 77% mencapai USD8 miliar.
Buffett Rugi Rp740 Triliun
Warren Buffett, salah seorang terkaya di dunia yang memiliki perusahaan investasi Berskhire, dilaporkan merugi USD49,75 (Rp740 triliun) pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian tersebut karena turunnya saham seperti Bank of America Corp dan Apple Inc selama krisis pandemi korona.
Buffett mengungkapkan, pendapatan operasional tahun ini diperkirakan akan lebih sedikit dibandingkan jika pandemi tidak terjadi. Transaksi tunai Berkshire mencapai USD137,3 miliar, meskipun Buffett mengungkapkan dia akan melakukan transaksi besar sekitar USD30 miliar hingga USD50 miliar.
Tapi, transaksi itu tidak termasuk pada pembelian saham maskapai penerbangan AS, setelah Buffett mengonfirmasi bahwa Berkshire menjual seluruh saham pada empat maskapai di AS seperti American Airlines Group Inc, Delta Air Lines Inc, Southwest Airlines Co, dan United Airlines Holdings Inc. “Saya mengakui kesalahan berinvestasi di sektor (penerbangan) di mana pandemi mengubah segalanya bagi investor,” katanya.
Baca Juga: Tim dari Yayasan Orang Kedua Terkaya di Dunia Sambangi RSUD Parepare
Namun, Buffett mengungkapkan bahwa AS seharusnya tidak boleh menyerah menghadapi krisis Covid-19. Bagi dia, AS memiliki kemampuan untuk menghadapi krisis yang bisa menghancurkan ekonomi dan investasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda