Menko Luhut Minta Gubernur Sulsel Perketat Protokol Kesehatan

Kamis, 17 September 2020 - 10:40 WIB
Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah rapat bersama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan. Foto : Istimewa
MAKASSAR - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan , meminta Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah semakin mempertegas pelaksanaan protokol kesehatan di wilayah Sulsel untuk mengantisipasi lonjakan COVID-19 . Permintaan itu disampaikan Luhut saat rapat Pengendalian dan Evaluasi Penanganan COVID-19 bersama para Gubernur di Indonesia, kemarin. Baca : Kasus COVID-19 Naik di 11 Daerah Pilkada Sulsel

"Saya ingin penerapan disiplin protokol kesehatan untuk perubahan perilaku dipertegas pelaksanaannya, lalu harus ada penurunan penambahan kasus harian, peningkatan angka kesembuhan, penurunan angka kematian dan penurunan angka kematian per total populasi," tegas Luhut.

Luhut juga meminta masing-masing kabupaten dan kota untuk memberikan data-data yang menunjukkan variable jumlah kasus, kesembuhan, dan tingkat kematian. Detail mengenai masing-masing kluster penyebaran yang diklasifikasikan menjadi beberapa sub-kluster besar yaitu perkantoran, keluarga, pasar, maupun titik-titik keramaian. Baca Juga : Pemprov Gorontalo Belajar Pengelolaan Wisata Duta COVID-19 Sulsel



"Recovery rate dari Sulsel itu sebenarnya sudah cukup tinggi yaitu 76 persen. Ini juga untuk Pak Gubernur angkanya juga cukup lumayan. Kemudian mortality rate itu juga kalau anda lihat 3 persen, sebenarnya cukup bagus," tukas Luhut kepada Gubernur Sulsel.

Menanggapi itu, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah , menyampaikan langkah dan strategi yang dilakukan Pemprov dalam penanganan COVID-19 . Dijelaskan, dari awal pandemi sudah melaksanakan beberapa langkah. "Yang pertama karena pandemi ini tentu butuh jangka waktu lama untuk bisa menyelesaikan ini sampai pada vaksin obat kita temukan," sebut Nurdin Abdullah.

Pemprov Sulsel , lanjut Nurdin membagi dua penanganan. Penanganan pertama bagi yang terkonfirmasi positif dan ada gejala, serta memiliki penyakit penyerta dirawat di rumah sakit. Sementara yang terkonfirmasi positif dan tidak ada gejala dilakukan isolasinya di hotel.

"Kenapa di hotel dilakukan. Karena orang inikan tanpa gejala, tinggal bagaimana menjaga imunnya," tandasnya. Baca Lagi : Program Wisata COVID-19 di Sulsel Diklaim Hemat Anggaran Rp765 Miliar
(sri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content