KBM Tatap Muka Hanya di Sekolah Zona Hijau dan Susah Sinyal Internet

Jum'at, 04 September 2020 - 10:08 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat konferensi pers seusai rakor di Mapolda Jabar. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi COVID-19 Jabar mengevaluasi kebijakan pembukaan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah dalam masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Sekolah yang boleh buka hanya di zona hijau atau selama lima bulan terakhir tak ditemukan satupun kasus positif COVID-19. Selain itu, sekolah itu berada di wilayah yang susah sinyal internet sehingga para siswa sulit melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) alias online. (BACA JUGA: Pengusaha Wisata Bandung Tolak Rencana Bandara Husein Jadi Domestik )

"Kami mengevaluasi beberapa kebijakan. Salah satunya adalah pembukaan sekolah. Yang kami izinkan hanya (sekolah) zona hijau dan sinyal (internet) nya kurang baik. Sekitar 20 sekolah yang kami eksperimenkan (KBM tatap muka). Jadi itu (pembukaan sekolah) kami perketat lagi lah kira-kira begitu," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (BACA JUGA: Hasil Swab Test 400 Pegawai RSUD Cililin Negatif, Operasional Kembali Dibuka )



Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan, Pemprov Jabar bekerja sama dengan provider Telkomsel, membagikan kartu perdana gratis 10 gigabyte (GB) kepada seluruh anak SMA dan SMK dan SLB baik negeri maupun swasta di Jabar. (BACA JUGA: Bandung Diteror Penjahat Jalanan, Dua Pekan 9 Warga Jadi Korban )

Bantuan 10 GB kuota internet itu juga, ujar Kang Emil, diberikan kepada para guru baik baik di sekolah negeri maupun swasta. Sebab mereka memberi pembelajaran secara dalam jaringan.

"Nah untuk yang bukan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dari provinsi, yakni madrasah aliyah, pesantren, dan mahasiswa itu, kami beri juga sesuai ketersediaan. Tapi kalau yang tadi itu dengan mendaftarkan ke Pikobar dan Disdik Jabar," ujar Kang Emil.

Bagaimana dengan bantuan kuota internet bagi siswa dan guru SD dan SMP di Jabar? Gubernur menuturkan, kedua jenjang sekolah itu kewenangannya ada di bupati dan wali kota. "Karena bukan kewenangan gubernur, saya tidak bisa menjawab. Jadi minimal di kewenangan kami, semua saya gratiskan dengan Telkomsel," tutur Gubernur.

Untuk bulan September 2020, kuota 10 GB itu gratis untuk 3,25 juta nomor baru. Pemprov dan DPRD Jabar sedang mempertimbangkan pemberian kuota internet gratis 10 GB itu sampai Oktober, November, hingga Desember 2020.

"Total kartu yang diberikan 3,25 juta nomor baru dengan 10 GB itu untuk September 2020. Sementara untuk bulan berikutnya tinggal bayar 5 ribu itu 11 GB sudah bisa tersedia perbulan. Kami sedang mempertimbangkan dengan DPRD, apakah bisa di-cover oleh APBD sehingga tidak hanya gratis di September tapi di Oktober, November dan Desember. Namun, sementara saya laporkan yang pasti dulu, yaitu gratis di bulan September," ungkap Kang Emil.

Teknis untuk mendapatkan bantuan kuota internet gratis itu, kata Kang Emil,

nomor telepon seluler dikumpulkan oleh sekolah. Jadi bukan orang per orang.

"Nanti sekolah yang mengajukan. Misalnya seribu, 500, atau berapa. Kalau yang madrasah aliyah karena kewenangan Kemenag, pesantren dan mahasiswa, itu bisa perindividu atau kelompok dengan mendaftar di Pikobar," pungkas Gubernur.
(awd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content