Legenda Bhre Pamotan: Raja Majapahit yang Cuma 2 Tahun Berkuasa, Mati Tenggelam di Laut Lepas
Jum'at, 07 Februari 2025 - 05:05 WIB
Bhre Pamotan merupakan salah satu penguasa yang melegenda di Kerajaan Majapahit. Dia menjadi raja dengan gelar Sri Rajasawarddhana menggantikan Bhre Tumapel Kertawijaya. Foto: Ist
BHREPamotan merupakan salah satu penguasa yang melegenda di Kerajaan Majapahit . Dia menjadi raja dengan gelar Sri Rajasawarddhana menggantikan Bhre Tumapel Kertawijaya.
Bhre Pamotan memiliki banyak kisah, salah satunya kematian Pamotan yang tragis saat melakukan perjalanan laut. Berikut ulasan mengenai Bhre Pamotan yang termasyhur.
Ironisnya, efek domino dari pertikaian itu juga sampai kepada Dyah Wijayakumara atau Sri Rajasawarddhana alias Bhre Pamotan (1451 -1453 M). Tak lama bertakhta di Majapahit, dia mengalami akhir hayat yang cukup tragis.
“Tidak sampai dua tahun berkuasa, di tengah konflik perebutan kekuasaan dengan putra-putra Sri Prabu Kertawijaya, Sri Rajasawarddhana hilang ingatan,” demikian kondisinya seperti dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016), Jumat (7/2/2025).
Sedikit kilas balik, Bhre Pamotan awalnya naik takhta menggantikan Sri Prabu Kertawijaya atau Bhre Tumapel (1447-1451) yang mangkat. Dalam kitab Pararaton, jenazahnya kemudian didharmakan di Kertawijayapura.
Bhre Pamotan lalu dinobatkan sebagai Raja Majapahit di Keling-Kahuripan. Namun, penobatannya itu dicurigai banyak pihak sebagai bagian ketidakberesan di pusat lingkaran kekuasaan Majapahit.
Terlepas dari kecurigaan itu, takdir tetap membuat Bhre Pamotan dikukuhkan jadi raja. Dia pun memerintah Majapahit dalam waktu singkat.
Bhre Pamotan memiliki banyak kisah, salah satunya kematian Pamotan yang tragis saat melakukan perjalanan laut. Berikut ulasan mengenai Bhre Pamotan yang termasyhur.
Legenda Bhre Pamotan
Setelah Perang Paregreg (1404-1406 M), Kerajaan Majapahit mengalami pergolakan politik yang berkepanjangan. Konflik antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabumi itu menyisakan gonjang-ganjing yang berkepanjangan.Ironisnya, efek domino dari pertikaian itu juga sampai kepada Dyah Wijayakumara atau Sri Rajasawarddhana alias Bhre Pamotan (1451 -1453 M). Tak lama bertakhta di Majapahit, dia mengalami akhir hayat yang cukup tragis.
“Tidak sampai dua tahun berkuasa, di tengah konflik perebutan kekuasaan dengan putra-putra Sri Prabu Kertawijaya, Sri Rajasawarddhana hilang ingatan,” demikian kondisinya seperti dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016), Jumat (7/2/2025).
Sedikit kilas balik, Bhre Pamotan awalnya naik takhta menggantikan Sri Prabu Kertawijaya atau Bhre Tumapel (1447-1451) yang mangkat. Dalam kitab Pararaton, jenazahnya kemudian didharmakan di Kertawijayapura.
Bhre Pamotan lalu dinobatkan sebagai Raja Majapahit di Keling-Kahuripan. Namun, penobatannya itu dicurigai banyak pihak sebagai bagian ketidakberesan di pusat lingkaran kekuasaan Majapahit.
Terlepas dari kecurigaan itu, takdir tetap membuat Bhre Pamotan dikukuhkan jadi raja. Dia pun memerintah Majapahit dalam waktu singkat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda