Mutasi Pejabat di Pemkot Makassar Jangan Dibawa ke Ranah Politik

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 19:59 WIB
Komisi A DPRD Kota Makassar Anton Paul Goni. Foto: Istimewa
MAKASSAR - Rencana mutasi yang bakal dilakukan Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin , sunter dikaitkan dengan isu Pilkada 2020 mendatang, alhasil netralitas Pemerintah Kota (Pemkot) sempat diragukan. Padahal mutasi dalam lingkup organisasi pemerintahan dianggap hal yang lumrah.

Hal ini disamapikan Komisi A DPRD Kota Makassar Anton Paul Goni. Ia mengaku tidak paham dengan pola pikir pihak yang mengaitkan hal ini. Sehingga dia menganggap pihak tersebut terlalu naif.





"Jadi terlalu naif kalau mau dikaitkan dengan Pilwalkot. Kalau soal mutasi itu kan ada kaitannya dengan kebutuhan organisasi. Ada jabatan yang lowong, tentunya harus diupayakan mengisi jabatan yang kosong karena ada yang pensiun atau untuk penyegaran," ujar anggota dewan bidang pemerintahan ini.

Ada urgensi yang mengharuskan jabatan tidak boleh kosong hingga dipegang oleh Plt, pemerintahan dianggap akan lebih optimal dengan adanya pejabat definitif yang memegang jabatan tersebut.

Selain itu proses mutasi tidak serta merta dilakukan begitu saja, butuh pertimbangan yang cukup matang oleh pemkot sebelum akhirnya mengambil keputusan.

"Itu bukan serta merta ada mutasi tetapi ada perencanaan sebelumnya oleh pak Pj wali kota dengan Baperjakat," ungkapnya.

"Saya rasa pak Pj wali kota dengan Baperjakat jauh hari sudah melihat pejabat eselon yang akan pensiun, sehingga bisa menyiapkan pejabat pengganti," kata Anton.

Terlebih Pj wali kota sendiri merupakan ASN, netralitas ASN yang dipertaruhkan tersebut tentunya sangat beresiko dan Pj sendiri dianggap tau betul hal tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content