Kecerdikan Gajah Mada Taklukkan Kerajaan Bali dengan Jurus Aturan Dharma Ksatria
Senin, 23 September 2024 - 06:03 WIB
Tentara Kerajaan Majapahit, memenangi pertempuran, tanpa menyebabkan banyak korban.Namun bukan Gajah Mada namanya bila berpuas hati. Mahapatih tersebut langsung membagi tugas dengan Arya atau ksatria Majapahit lainnya menaklukkan Bali secara utuh.
Guna melancarkan usahanya itu, Gajah Mada dikisahkan membagi beberapa orang yang dilantik menjadi kepala pasukan Majapahit untuk menetap dan memimpin wilayah tertentu.Adapun pemimpin pasukan tersebut yakni Arya Kutawaringin di Gegel, Arya Kenceng di Tabanan.
Arya Belog di Kaba - kaba, Arya Dalancang di kapal, Arya Sentong di Carangsari, dan Arya Kanuruhan Singa Sardula di Tangkas dan lainnya. Pasukan itu disiagakan untuk berperang agar wilayah Bali benar - benar takluk sepenuhnya kepada Majapahit.
Selanjutnya dikisahkan dari Babad Arya Kutawaringin, tentara Majapahit dibawah komando Gajah Mada dan Mpu Aditya (Adityawarmman), mulai bergerak. Konon Mpu Aditya sendiri adalah seorang kerabat Tribhuwanottunggadewi yang berdarah Melayu, menyerang Pulai Bali.
Serangan tersebut dilakukan melalui empat jalur, dua armada Majapahit mendarat di Bali selatan setelah melewati Selatan Bali dan Samudra Indonesia.Sedangkan dua armada lainnya mendarat di bagian utara Bali, melalui Laut Bali.
Bala tentara yang dipimpin oleh Gajah Mada dan Adityawarmman mendarat di Puracanak wilayah Jembrana. Kemudian mereka berjalan kaki menuju bagian Bali Utara, daerah Celukanbawang, wilayah barat Buleleng.
Lalu pasukan ini berbelok ke arah pedalaman melalui Gunung Batukau Danau Buyan, Gunung Batur, lalu membelok ke selatan menuju keraton Raja Bali, Sri Asta Asura Ratna Bumi Banten di daerah Bedahulu, sekarang Bedulu, Gianyar.
Singkat cerita pertempuran pun pecah, tentara Bali berusaha mempertahankan Bedahulu selama beberapa waktu. Bedahulu yang digempur dari tiga jurusan dan tidak mendapat dukungan sepenuhnya dari rakyat Bali sendiri.
Guna melancarkan usahanya itu, Gajah Mada dikisahkan membagi beberapa orang yang dilantik menjadi kepala pasukan Majapahit untuk menetap dan memimpin wilayah tertentu.Adapun pemimpin pasukan tersebut yakni Arya Kutawaringin di Gegel, Arya Kenceng di Tabanan.
Arya Belog di Kaba - kaba, Arya Dalancang di kapal, Arya Sentong di Carangsari, dan Arya Kanuruhan Singa Sardula di Tangkas dan lainnya. Pasukan itu disiagakan untuk berperang agar wilayah Bali benar - benar takluk sepenuhnya kepada Majapahit.
Selanjutnya dikisahkan dari Babad Arya Kutawaringin, tentara Majapahit dibawah komando Gajah Mada dan Mpu Aditya (Adityawarmman), mulai bergerak. Konon Mpu Aditya sendiri adalah seorang kerabat Tribhuwanottunggadewi yang berdarah Melayu, menyerang Pulai Bali.
Serangan tersebut dilakukan melalui empat jalur, dua armada Majapahit mendarat di Bali selatan setelah melewati Selatan Bali dan Samudra Indonesia.Sedangkan dua armada lainnya mendarat di bagian utara Bali, melalui Laut Bali.
Bala tentara yang dipimpin oleh Gajah Mada dan Adityawarmman mendarat di Puracanak wilayah Jembrana. Kemudian mereka berjalan kaki menuju bagian Bali Utara, daerah Celukanbawang, wilayah barat Buleleng.
Lalu pasukan ini berbelok ke arah pedalaman melalui Gunung Batukau Danau Buyan, Gunung Batur, lalu membelok ke selatan menuju keraton Raja Bali, Sri Asta Asura Ratna Bumi Banten di daerah Bedahulu, sekarang Bedulu, Gianyar.
Singkat cerita pertempuran pun pecah, tentara Bali berusaha mempertahankan Bedahulu selama beberapa waktu. Bedahulu yang digempur dari tiga jurusan dan tidak mendapat dukungan sepenuhnya dari rakyat Bali sendiri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda