Mulai Sekarang, Penggunaan Senjata Serbu di Kanada adalah Ilegal
Sabtu, 02 Mei 2020 - 10:05 WIB
OTTAWA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah mengumumkan larangan penggunaan senjata serbu menyusul pembantaian senjata terburuk di negara itu pada bulan April kemarin.
"Senjata-senjata ini dirancang untuk satu tujuan dan hanya satu tujuan: untuk membunuh orang dengan jumlah besar dalam waktu singkat. Tidak ada gunanya dan tidak ada tempat untuk senjata semacam itu di Kanada," kata Trudeau dalam jumpa pers saat mengumumkan keputusan tersebut.
Larangan itu segera berlaku dan mencakup 1.500 model senjata serbu gaya militer.
"Tidak lagi diizinkan membeli, menjual, mengangkut, mengimpor atau menggunakan senjata serbu tingkat militer di negara ini," tegasnya seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (2/5/2020).
Nantinya akan ada periode amnesti selama dua tahun bagi pemilik senjata yang patuh terhadap hukum dan akan ada kompensasi yang adil. ( Baca:Dirut Bank Sumsel Jadi Salah Satu Pasien yang Sembuh dari Corona )
Trudeau sebelumnya telah menyinggung masalah ini, dengan mengatakan keputusan itu akan dibuat dalam beberapa hari mendatang.
"Kami telah lama berkomitmen untuk memperkuat kontrol senjata di negara ini, termasuk melarang serangan senjata gaya militer," katanya.
"Tidak ada kebutuhan di Kanada untuk senjata yang dirancang untuk membunuh banyak orang, dalam waktu singkat," ucapnya.
Ia mengatakan langkah-langkah untuk memperkuat kontrol senjata sudah siap sebelum parlemen ditangguhkan pada 13 Maret karena pandemi COVID-19.
"Itu adalah sesuatu konsensus besar oleh warga Kanada yang ingin melihat lebih sedikit kekerasan dan lebih sedikit kematian akibat kekerasan senjata di negara ini," ujar Trudeau.
Pengumuman ini datang hampir dua minggu setelah penembakan paling mematikan terjadi dalam sejarah Kanada. Pada 18 dan 19 April, setidaknya 22 orang tewas dalam penembakan massal di Nova Scotia.
Pejabat penegak hukum Kanada mengatakan Gabriel Wortman yang berusia 51 tahun diduga menargetkan mantan rekannya selama pembunuhan, yang terjadi di enam lokasi dan menghancurkan beberapa properti. Penyelidik mengatakan beberapa korban lainnya, termasuk Polisi Royal Canadian Mounted Police Heidi Stevenson, terbunuh secara acak.
"Senjata-senjata ini dirancang untuk satu tujuan dan hanya satu tujuan: untuk membunuh orang dengan jumlah besar dalam waktu singkat. Tidak ada gunanya dan tidak ada tempat untuk senjata semacam itu di Kanada," kata Trudeau dalam jumpa pers saat mengumumkan keputusan tersebut.
Larangan itu segera berlaku dan mencakup 1.500 model senjata serbu gaya militer.
"Tidak lagi diizinkan membeli, menjual, mengangkut, mengimpor atau menggunakan senjata serbu tingkat militer di negara ini," tegasnya seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (2/5/2020).
Nantinya akan ada periode amnesti selama dua tahun bagi pemilik senjata yang patuh terhadap hukum dan akan ada kompensasi yang adil. ( Baca:Dirut Bank Sumsel Jadi Salah Satu Pasien yang Sembuh dari Corona )
Trudeau sebelumnya telah menyinggung masalah ini, dengan mengatakan keputusan itu akan dibuat dalam beberapa hari mendatang.
"Kami telah lama berkomitmen untuk memperkuat kontrol senjata di negara ini, termasuk melarang serangan senjata gaya militer," katanya.
"Tidak ada kebutuhan di Kanada untuk senjata yang dirancang untuk membunuh banyak orang, dalam waktu singkat," ucapnya.
Ia mengatakan langkah-langkah untuk memperkuat kontrol senjata sudah siap sebelum parlemen ditangguhkan pada 13 Maret karena pandemi COVID-19.
"Itu adalah sesuatu konsensus besar oleh warga Kanada yang ingin melihat lebih sedikit kekerasan dan lebih sedikit kematian akibat kekerasan senjata di negara ini," ujar Trudeau.
Pengumuman ini datang hampir dua minggu setelah penembakan paling mematikan terjadi dalam sejarah Kanada. Pada 18 dan 19 April, setidaknya 22 orang tewas dalam penembakan massal di Nova Scotia.
Pejabat penegak hukum Kanada mengatakan Gabriel Wortman yang berusia 51 tahun diduga menargetkan mantan rekannya selama pembunuhan, yang terjadi di enam lokasi dan menghancurkan beberapa properti. Penyelidik mengatakan beberapa korban lainnya, termasuk Polisi Royal Canadian Mounted Police Heidi Stevenson, terbunuh secara acak.
(ihs)
tulis komentar anda