7 Keturunan Tionghoa dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia, Siapa Saja?
Selasa, 30 Juli 2024 - 10:38 WIB
Lahir pada 1933, Ferry Sie King Lien berasal dari keluarga mapan di Surakarta, Jawa Tengah. Pada usia 16 tahun, ia bergabung dalam pertempuran di Solo pada 1949. Bersama empat rekannya, ia menjalankan misi untuk memobilisasi rakyat melawan Belanda.
Sayangnya, dalam salah satu pertempuran, ia gugur setelah terkena tembakan tentara Belanda. Sie King Lien dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jurug, Solo.
Ong Tjong Bing, atau Daya Sabdo Kasworo, adalah seorang dokter yang merawat korban pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Setelah menjadi dokter gigi pada 1953, ia bergabung dengan militer sebagai pegawai sipil dan mendapatkan gelar kapten dua tahun kemudian. Ia aktif dalam operasi-operasi militer penting dan mendirikan rumah sakit militer di Jayapura.
Ong Tjong Bing pensiun pada 1976 dengan menyandang gelar kolonel.
Soe Hok Gie adalah aktivis reformasi yang lahir di Jakarta pada 17 Desember 1942. Meskipun tidak terlibat langsung dalam pertempuran kemerdekaan, Gie dikenal sebagai salah satu pelopor gerakan mahasiswa yang kritis terhadap pemerintah.
Ia gencar menyuarakan pemikirannya melalui tulisan-tulisan yang dipublikasikan di berbagai koran. Soe Hok Gie meninggal pada 1969 saat mendaki Gunung Semeru, tetapi catatan hariannya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak pejuang keturunan Tionghoa lainnya yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kegigihan mereka patut dikenang dan dijadikan teladan.
Sayangnya, dalam salah satu pertempuran, ia gugur setelah terkena tembakan tentara Belanda. Sie King Lien dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jurug, Solo.
6. Ong Tjong Bing
Ong Tjong Bing, atau Daya Sabdo Kasworo, adalah seorang dokter yang merawat korban pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Setelah menjadi dokter gigi pada 1953, ia bergabung dengan militer sebagai pegawai sipil dan mendapatkan gelar kapten dua tahun kemudian. Ia aktif dalam operasi-operasi militer penting dan mendirikan rumah sakit militer di Jayapura.
Ong Tjong Bing pensiun pada 1976 dengan menyandang gelar kolonel.
7. Soe Hok Gie
Soe Hok Gie adalah aktivis reformasi yang lahir di Jakarta pada 17 Desember 1942. Meskipun tidak terlibat langsung dalam pertempuran kemerdekaan, Gie dikenal sebagai salah satu pelopor gerakan mahasiswa yang kritis terhadap pemerintah.
Ia gencar menyuarakan pemikirannya melalui tulisan-tulisan yang dipublikasikan di berbagai koran. Soe Hok Gie meninggal pada 1969 saat mendaki Gunung Semeru, tetapi catatan hariannya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Selain yang disebutkan di atas, masih banyak pejuang keturunan Tionghoa lainnya yang berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kegigihan mereka patut dikenang dan dijadikan teladan.
tulis komentar anda