Asal-usul Kerajaan Majapahit, Pembalasan Dendam Raden Wijaya kepada Jayakatwang
Kamis, 11 Juli 2024 - 09:00 WIB
Kisah Raden Wijaya yang berhasil melarikan diri terdapat dalam Prasasti Kudadu. Prasasti tersebut berisi pemberian anugerah kepada pejabat desa Kudadu yang sempat melindungi Raden Wijaya sebelum menjadi raja.
Jadi, sebelumnya Raden Wijaya bersembunyi di desa Kudadu. Berkat bantuan kepala desa, dia diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep.
Saat menemuinya, Raden Wijaya disarankan untuk menyerahkan diri dan mengabdi kepada Jayakatwang. Bersama keahlian diplomasinya, Arya Wiraja membantu Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang.
Tak hanya diperbolehkan untuk mengabdi, Raden Wijaya bahkan diperkenankan untuk membuka hutan Tarik di Trowulan. Dalihnya, desa tersebut bakal menjadi pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan musuh yang datang dari Sungai Brantas.
Menurut informasi "Babad Tanah Jawi" karya Soedjipto Abimanyu, wilayah pemberian Jayakatwang itu awalnya dipenuhi pepohonan besar.
Saat malam tiba, kondisinya pun tampak gelap gulita. Namun, seiring waktu tempat tersebut telah berkembang menjadi desa yang ramai. Raden Wijaya menamainya dengan Majapahit.
Penyematan nama Majapahit bukanlah tanpa alasan. Waktu itu, area sekitarnya banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit.
Pada perkembangannya, Raden Wijaya berhasil memikat orang-orang dari desa lain pindah ke Majapahit. Secara diam-diam, dia bahkan sudah berencana untuk menggulingkan Jayakatwang.
Rencana balas dendam Raden Wijaya mendapat angin segar ketika mengetahui kedatangan pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara). Melalui tipu muslihat, Raden Wijaya mengadu domba tentara Mongol untuk menyerang membunuh Jayakatwang.
Jadi, sebelumnya Raden Wijaya bersembunyi di desa Kudadu. Berkat bantuan kepala desa, dia diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep.
Saat menemuinya, Raden Wijaya disarankan untuk menyerahkan diri dan mengabdi kepada Jayakatwang. Bersama keahlian diplomasinya, Arya Wiraja membantu Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang.
Tak hanya diperbolehkan untuk mengabdi, Raden Wijaya bahkan diperkenankan untuk membuka hutan Tarik di Trowulan. Dalihnya, desa tersebut bakal menjadi pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan musuh yang datang dari Sungai Brantas.
Menurut informasi "Babad Tanah Jawi" karya Soedjipto Abimanyu, wilayah pemberian Jayakatwang itu awalnya dipenuhi pepohonan besar.
Saat malam tiba, kondisinya pun tampak gelap gulita. Namun, seiring waktu tempat tersebut telah berkembang menjadi desa yang ramai. Raden Wijaya menamainya dengan Majapahit.
Penyematan nama Majapahit bukanlah tanpa alasan. Waktu itu, area sekitarnya banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit.
Pada perkembangannya, Raden Wijaya berhasil memikat orang-orang dari desa lain pindah ke Majapahit. Secara diam-diam, dia bahkan sudah berencana untuk menggulingkan Jayakatwang.
Rencana balas dendam Raden Wijaya mendapat angin segar ketika mengetahui kedatangan pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara). Melalui tipu muslihat, Raden Wijaya mengadu domba tentara Mongol untuk menyerang membunuh Jayakatwang.
tulis komentar anda