Kampus Kebangsaan Digelar di Jepara, Mahasiswa Diajak Berpikir Kritis soal Radikalisme
Rabu, 03 Juli 2024 - 14:45 WIB
JEPARA - Kampus Kebangsaan dalam rangka mencegah paham radikalisme dan terorisme digelar di kampus Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Jawa Tengah.
Kegiatan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat dengan latar belakang keanekaragaman budaya dan agama.
Seminar yang digelar BNPT, FKPT Jepara dan UNISNU ini bertujuan untuk mengajak peserta untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap isu-isu radikal terorisme. Serta memahami dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Terorisme dapat diatasi dengan pemikiran yang kritis dan dialog konstruktif, sedangkan teroris dapat dilumpuhkan dengan kekuatan senjata. Namun, tindakan represif saja tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalah,” kata Direktur Pencegahan BNPPT Prof Irfan Idris dikutip Rabu (3/7/2024).
Juga dalam beragama harus mengedepankan sikap toleran, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Ketika agama dijalankan dengan cinta kasih dan pengertian, akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai, menjauhkan diri dari ekstremisme dan radikalisme yang merusak.
Oleh karena itu, pendidikan agama yang inklusif dan moderat menjadi kunci dalam membangun perdamaian dan menghilangkan benih-benih terorisme.
Irfan melanjutkan, anak muda adalah sasaran empuk bagi kelompok teroris karena mereka dianggap lebih mudah terpengaruh dan direkrut.
Kegiatan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat dengan latar belakang keanekaragaman budaya dan agama.
Seminar yang digelar BNPT, FKPT Jepara dan UNISNU ini bertujuan untuk mengajak peserta untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap isu-isu radikal terorisme. Serta memahami dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Terorisme dapat diatasi dengan pemikiran yang kritis dan dialog konstruktif, sedangkan teroris dapat dilumpuhkan dengan kekuatan senjata. Namun, tindakan represif saja tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalah,” kata Direktur Pencegahan BNPPT Prof Irfan Idris dikutip Rabu (3/7/2024).
Juga dalam beragama harus mengedepankan sikap toleran, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Ketika agama dijalankan dengan cinta kasih dan pengertian, akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai, menjauhkan diri dari ekstremisme dan radikalisme yang merusak.
Oleh karena itu, pendidikan agama yang inklusif dan moderat menjadi kunci dalam membangun perdamaian dan menghilangkan benih-benih terorisme.
Irfan melanjutkan, anak muda adalah sasaran empuk bagi kelompok teroris karena mereka dianggap lebih mudah terpengaruh dan direkrut.
tulis komentar anda