Kampus Kebangsaan Digelar di Jepara, Mahasiswa Diajak Berpikir Kritis soal Radikalisme
loading...
A
A
A
JEPARA - Kampus Kebangsaan dalam rangka mencegah paham radikalisme dan terorisme digelar di kampus Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Jawa Tengah.
Kegiatan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat dengan latar belakang keanekaragaman budaya dan agama.
Seminar yang digelar BNPT, FKPT Jepara dan UNISNU ini bertujuan untuk mengajak peserta untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap isu-isu radikal terorisme. Serta memahami dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Terorisme dapat diatasi dengan pemikiran yang kritis dan dialog konstruktif, sedangkan teroris dapat dilumpuhkan dengan kekuatan senjata. Namun, tindakan represif saja tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalah,” kata Direktur Pencegahan BNPPT Prof Irfan Idris dikutip Rabu (3/7/2024).
Juga dalam beragama harus mengedepankan sikap toleran, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Ketika agama dijalankan dengan cinta kasih dan pengertian, akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai, menjauhkan diri dari ekstremisme dan radikalisme yang merusak.
Oleh karena itu, pendidikan agama yang inklusif dan moderat menjadi kunci dalam membangun perdamaian dan menghilangkan benih-benih terorisme.
Irfan melanjutkan, anak muda adalah sasaran empuk bagi kelompok teroris karena mereka dianggap lebih mudah terpengaruh dan direkrut.
"Dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, pemuda dapat membangun jembatan komunikasi yang kuat, mengurangi konflik, dan memperkuat solidaritas sosial," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, toleransi juga memungkinkan mereka untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Sehingga menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.
Sementara itu Rektor UNISNU, Prof Abdul Jamil menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat toleransi dan saling menghargai. Selain itu meningkatkan nilai persatuan dan nasionalisme yang dipupuk melalui interaksi antar mahasiswa dan dosen dengan masyarakat di perguruan tinggi tujuan yang memiliki keberagaman suku, ras dan agama.
Dia menyatakan, kolaborasi BNPT dengan UNISNU menjadi sangat strategis dalam melawan virus tersebut. Di antaranya dengan melakukan transformasi nilai kebangsaan, revitalisasi nilai Pancasila, moderasi dalam beragama, penguatan akar budaya bangsa, dan pembangunan kesejahteraan.
Kegiatan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat dengan latar belakang keanekaragaman budaya dan agama.
Seminar yang digelar BNPT, FKPT Jepara dan UNISNU ini bertujuan untuk mengajak peserta untuk berpikir kritis dan reflektif terhadap isu-isu radikal terorisme. Serta memahami dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Terorisme dapat diatasi dengan pemikiran yang kritis dan dialog konstruktif, sedangkan teroris dapat dilumpuhkan dengan kekuatan senjata. Namun, tindakan represif saja tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalah,” kata Direktur Pencegahan BNPPT Prof Irfan Idris dikutip Rabu (3/7/2024).
Juga dalam beragama harus mengedepankan sikap toleran, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Ketika agama dijalankan dengan cinta kasih dan pengertian, akan menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai, menjauhkan diri dari ekstremisme dan radikalisme yang merusak.
Oleh karena itu, pendidikan agama yang inklusif dan moderat menjadi kunci dalam membangun perdamaian dan menghilangkan benih-benih terorisme.
Irfan melanjutkan, anak muda adalah sasaran empuk bagi kelompok teroris karena mereka dianggap lebih mudah terpengaruh dan direkrut.
"Dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, pemuda dapat membangun jembatan komunikasi yang kuat, mengurangi konflik, dan memperkuat solidaritas sosial," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, toleransi juga memungkinkan mereka untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Sehingga menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai.
Sementara itu Rektor UNISNU, Prof Abdul Jamil menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat toleransi dan saling menghargai. Selain itu meningkatkan nilai persatuan dan nasionalisme yang dipupuk melalui interaksi antar mahasiswa dan dosen dengan masyarakat di perguruan tinggi tujuan yang memiliki keberagaman suku, ras dan agama.
Dia menyatakan, kolaborasi BNPT dengan UNISNU menjadi sangat strategis dalam melawan virus tersebut. Di antaranya dengan melakukan transformasi nilai kebangsaan, revitalisasi nilai Pancasila, moderasi dalam beragama, penguatan akar budaya bangsa, dan pembangunan kesejahteraan.
(shf)