Antisipasi Darurat Pangan di Kalsel, Kementan Pantau UPSUS
Senin, 06 Mei 2024 - 16:23 WIB
Oleh karena itu di kesempatan ini Kepala Badan mengajak semua tim Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan di Provinsi Kalimantan Selatan untuk bekerja keras mencapai target yang telah disepakati.
Adapun target yang harus dicapai di Kalimantan Selatan ada 46.340 Ha untuk optimalisasi lahan rawa, 100.704 Ha untuk Pompanisasi, dan 5.567 untuk padi gogo tumpangsari Perkebunan.
Di kesempatan yang lalu Dedi menjelaskan bahwa peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern, sangat diperlukan sejalan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan elnino yang terjadi sejak Februari 2023.
“Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya”, Ujar Dedi.
“Indonesia memiliki 33,3 juta ha rawa, sekitar 9,5 juta ha potensial untuk lahan pertanian produktif, oleh karenanya perlu segera dilakukan "Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Berkelanjutan Berbasis Pertanian Modern". Di tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa sebesar 400 ribu Ha pada 11 Provinsi di Indonesia dan pada Kalimantan Selatan sebesar 46,3 ribu Ha”, Ungkap Dedi.
Di kesempatan ini, Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan mengharapkan Kabupaten dan Kota benar-benar mencari CPCL yang cocok untuk kegiatan ini dan bisa dipilih kelompok yang membutuhkan.
Selain itu kegiatan ini juga untuk mengatahui Sistem Investigasi dan Desain (SID) Optimasi Lahan Rawa, serta melakukan tanya jawab dengan perwakilan dengan dinas-dinas dari 11 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan.
Adapun target yang harus dicapai di Kalimantan Selatan ada 46.340 Ha untuk optimalisasi lahan rawa, 100.704 Ha untuk Pompanisasi, dan 5.567 untuk padi gogo tumpangsari Perkebunan.
Di kesempatan yang lalu Dedi menjelaskan bahwa peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern, sangat diperlukan sejalan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan elnino yang terjadi sejak Februari 2023.
“Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dulu kita bisa menghasilkan 32,5 Juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan semakin meningkat, hampir 4 juta tiap tahunnya”, Ujar Dedi.
“Indonesia memiliki 33,3 juta ha rawa, sekitar 9,5 juta ha potensial untuk lahan pertanian produktif, oleh karenanya perlu segera dilakukan "Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Berkelanjutan Berbasis Pertanian Modern". Di tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa sebesar 400 ribu Ha pada 11 Provinsi di Indonesia dan pada Kalimantan Selatan sebesar 46,3 ribu Ha”, Ungkap Dedi.
Di kesempatan ini, Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan mengharapkan Kabupaten dan Kota benar-benar mencari CPCL yang cocok untuk kegiatan ini dan bisa dipilih kelompok yang membutuhkan.
Selain itu kegiatan ini juga untuk mengatahui Sistem Investigasi dan Desain (SID) Optimasi Lahan Rawa, serta melakukan tanya jawab dengan perwakilan dengan dinas-dinas dari 11 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan.
(hri)
tulis komentar anda