Kisah Perjanjian Giyanti Bikin Pangeran Singosari Murka ke Sultan Hamengkubuwono I
Sabtu, 27 April 2024 - 07:39 WIB
Baca Juga
Sultan telah beberapa kali mengirimkan utusannya membujuk Pangeran Singosari agar menyerah.Dia juga berjanji akan memberikan penghidupan yang baik, bagi Singosari di Ibu Kota kesultanan.
Ajakan beberapa kali dari sultan tersebut rupanya tidak menggoyahkan Pangeran Singosari untuk terus berjuang melakukan perlawanan hingga darah penghabisan. Berdasarkan sumber lokal Perdikan-Pesantren Tegalsari yang telah berdiri sejak 1742.
Sultan Hamengkubuwono I meminta pendapat dari salah seorang pejabatnya yang berpangkat tumenggung guna menangkap Pangeran Singosari. Sang tumenggung memberikan saran agar sultan mengirim perintah untuk meminta bantuan kepada Kiai Ageng Muhammad Besari
Dia menjabat sebagai Kiai Perdikan-Pesantren Tegalsari I (1742-73) guna menangkap Pangeran Singosari di Malang. Pasukan khusus pun disiapkan untuk menangkap Pangeran Singosari.
Sultan Hamengkubuwono I mengirimkan pasukan di bawah komando Raden Ronggo Prawirodirjo I, untuk memberikan serangan kejutan pada pemberontakan di malam hari.
Namun, serangan tersebut belum berhasil melumpuhkan Pangeran Singosari bersama pasukannya. Dari Kediri, mereka memilih mundur hingga wilayah Malang. Pasukan gabungan Jawa dan VOC menuju ke arah pegunungan selatan Malang.
Hal itu untuk mengejar Pangeran Singosari dan pasukannya. Tentu saja, Kiai Ageng Muhammad bin Umar ikut serta dalam rombongan itu. Setelah sampai di Srengat, kini masuk wilayah Kabupaten Blitar, pasukan gabungan tersebut mendirikan perkemahan untuk sementara waktu.
Setelah sekian lama akhirnya Pangeran Singosari mau menyerahkan diri, usai perkemahannya dimasuki oleh 40 prajurit dari Jawa dan VOC Belanda Pangeran pemberontak itu akhirnya mau menyerah di meja perundingan.
Pada 16 Juli 1768 dengan mengajukan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
tulis komentar anda