Banjir Bandang Kembali Terjang Luwu, 500 Rumah Terendam
Senin, 08 April 2024 - 12:27 WIB
LUWU - Banjir bandang kembali melanda Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) tepatnya di Kelurahan Lindajang dan Desa Buntu Barana, serta Kelurahan Suli Kecamatan Suli, Minggu (7/4/2024) malam.
Banjir menggenangi ruas jalan dan ratusan rumah terendam dengan ketinggian yang bervariasi antara 20-50 cm. Sebanyak 500 rumah warga terendam banjir.
Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengatakan, atas nama pemerintah provinsi mendoakan supaya banjir dapat segera surut.
Dia pun berterimakasih atas upaya Pemda Luwu, Satpol, Tagana bersama Forkopimda, Basarnas, BPBD, dan instansi terkait, yang melakukan upaya-upaya dalam membantu warga terdampak.
"Saya sudah komunikasi langsung bupati dan pastikan semua dalam keadaan aman dan terlayani," kata Bahtiar dikutip Senin (8/4/2024).
Bahtiar mengungkapkan, banjir diakibatkan intensitas hujan yang lebat, sementara pohon atau hutan untuk menyerap atau menahan air kurang.
Dia mengaku prihatin, karena saat ini kerusakan hutan dan alam hampir merata di seluruh daerah. Akibatnya, sumber air bersih juga berkurang.
"Karena hilang tanaman atau pohon serapan air tinggi. Mohon masuk dalam musrembang dan menjadi program prioritas semua daerah bersama pemprov.Kita semua harus sama-sama. Termasuk gerakkan partisipasi masyarakat dan swasta," pesan Bahtiar.
Dia menambahkan, warga harus diedukasi agar kembali menanam pohon dan kurangi penebangan pohon yang menjadi sumber air bersih.
Banjir menggenangi ruas jalan dan ratusan rumah terendam dengan ketinggian yang bervariasi antara 20-50 cm. Sebanyak 500 rumah warga terendam banjir.
Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengatakan, atas nama pemerintah provinsi mendoakan supaya banjir dapat segera surut.
Dia pun berterimakasih atas upaya Pemda Luwu, Satpol, Tagana bersama Forkopimda, Basarnas, BPBD, dan instansi terkait, yang melakukan upaya-upaya dalam membantu warga terdampak.
"Saya sudah komunikasi langsung bupati dan pastikan semua dalam keadaan aman dan terlayani," kata Bahtiar dikutip Senin (8/4/2024).
Bahtiar mengungkapkan, banjir diakibatkan intensitas hujan yang lebat, sementara pohon atau hutan untuk menyerap atau menahan air kurang.
Dia mengaku prihatin, karena saat ini kerusakan hutan dan alam hampir merata di seluruh daerah. Akibatnya, sumber air bersih juga berkurang.
"Karena hilang tanaman atau pohon serapan air tinggi. Mohon masuk dalam musrembang dan menjadi program prioritas semua daerah bersama pemprov.Kita semua harus sama-sama. Termasuk gerakkan partisipasi masyarakat dan swasta," pesan Bahtiar.
Dia menambahkan, warga harus diedukasi agar kembali menanam pohon dan kurangi penebangan pohon yang menjadi sumber air bersih.
(shf)
tulis komentar anda