2 Petani di Riau Dikeroyok Puluhan Orang, Uang Rp3,5 Juta Raib Dirampas

Senin, 04 Maret 2024 - 07:47 WIB
Dua petani anggota Kelompok Tani RSA, Ahmad Ihsan dan Marianus, menjadi korban pengeroyokan oleh puluhan orang di Jalan Poros Desa Bangun. Foto/Ilustrasi/Dok.Sindonews
KAMPAR - Dua petani anggota Kelompok Tani Radja Sima Abadi (RSA), Ahmad Ihsan dan Marianus, menjadi korban pengeroyokan oleh puluhan orang di Jalan Poros Desa Bangun, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar , Riau. Akibat kejadian ini, keduanya mengalami luka-luka serius dan sempat tidak sadarkan diri.

Ketua Kelompok Tani Radja Sima Abadi (RSA), Effendi Simatupang, mengungkapkan bahwa kedua korban saat ini sedang dirawat di RS Bayangkara Polda Riau dan RS Sansani, Pekanbaru. Keduanya mengalami luka serius di bagian kepala, wajah, dan tubuh akibat serangan menggunakan benda tumpul dan benda tajam oleh para pelaku yang berjumlah sekitar 20 orang.

"Pengeroyokan ini terjadi pada 2 Maret 2024, saat keduanya naik motor untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mereka dihadang oleh massa menggunakan sepeda motor dan langsung dipukuli tanpa alasan yang jelas," ujar Effendi pada hari Senin (4/3/2024).

Effendi menambahkan bahwa salah satu pelaku menggunakan kayu balok untuk memukul kedua korban secara brutal, menyebabkan Marianus mengalami patah kepala dan pendarahan hebat, sementara Ahmad Ihsan mengalami luka parah di wajah, tangan, dan bahu.





Keduanya ditemukan pingsan di lokasi kejadian, dengan kepala Marianus mengalami robekan sekitar 15 sentimeter, dan bekas sayatan tajam juga terlihat di tubuh mereka.

"Dari keterangan korban, mereka mengenal sebagian pelaku yang diduga berasal dari kelompok tani HBAJ," ungkap Effendi.

Tidak hanya mengalami luka-luka parah, uang senilai Rp 3,5 juta juga diduga dicuri oleh para pelaku selama insiden pengeroyokan tersebut.

Kapolres Kampar, AKBP Ronald Sumaja, memastikan bahwa kasus ini telah dilaporkan ke polisi dan sedang ditangani dengan serius.

"Kami sudah menerima laporan dari kedua korban dan sedang melakukan penyelidikan terkait kasus ini," kata Ronald Sumaja.
(hri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More