Kepala Barantin Apresiasi Inovasi PT ESTA Indonesia dalam Industri Sarang Burung Walet
Kamis, 29 Februari 2024 - 12:27 WIB
Dengan memanfaatkan dan mengikuti teknologi iONest, semua rumah walet termasuk yang dimiliki kalangan UMKM dapat memproduksi sarang burung walet yang lebih berkualitas dan berlimpah.
Digiwalet merupakan aplikasi yang bertujuan untuk membantu proses jual beli sarang burung walet dan menstandarisasi bahan baku dengan bantuan kecerdasan buatan. Melalui Digiwalet, petani sarang burung walet dapat menjual bahan baku dengan mudah dan langsung ke pembeli.
Digiwalet diharapkan dapat membantu petani sarang burung walet menjual bahan baku dengan harga yang lebih fair, sehingga pelaku UMKM, baik di kalangan petani maupun pencuci sarang burung walet dapat menjadi lebih sejahtera.
Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha budidaya sarang walet, baik yang sudah dirintis sejak lama maupun yang baru.
Hal tersebut berefek pada jumlah produksi yang meningkat seiring dengan perkembangan dan kebutuhan sarang burung walet secara global.
Sahat mengatakan, dibukanya kesempatan penambahan kapasitas produksi rumah walet dari Tiongkok akan berpeluang baik bagi pengusaha eksportir.
“Dengan dibukanya kesempatan untuk penambahan kapasitas produksi rumah walet ini dari Tiongkok, menjadi peluang baik bagi pengusaha eksportir. Bahkan dapat menembus pasar lainnya. Arab Saudi sudah berminat untuk investasi industri walet. Ekosistem berjalan dengan baik, industri padat karya dan melibatkan UMKM sehingga perekonomian masyarakat terus berjalan,” tutur Sahat.
Turut hadir mendampingi, Plt Deputi Bidang Karantina Hewan Wisnu Wasisa Putra beserta jajaran, dan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Tengah Ahmad Mansuri Alfian.
Digiwalet merupakan aplikasi yang bertujuan untuk membantu proses jual beli sarang burung walet dan menstandarisasi bahan baku dengan bantuan kecerdasan buatan. Melalui Digiwalet, petani sarang burung walet dapat menjual bahan baku dengan mudah dan langsung ke pembeli.
Digiwalet diharapkan dapat membantu petani sarang burung walet menjual bahan baku dengan harga yang lebih fair, sehingga pelaku UMKM, baik di kalangan petani maupun pencuci sarang burung walet dapat menjadi lebih sejahtera.
Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha budidaya sarang walet, baik yang sudah dirintis sejak lama maupun yang baru.
Hal tersebut berefek pada jumlah produksi yang meningkat seiring dengan perkembangan dan kebutuhan sarang burung walet secara global.
Sahat mengatakan, dibukanya kesempatan penambahan kapasitas produksi rumah walet dari Tiongkok akan berpeluang baik bagi pengusaha eksportir.
“Dengan dibukanya kesempatan untuk penambahan kapasitas produksi rumah walet ini dari Tiongkok, menjadi peluang baik bagi pengusaha eksportir. Bahkan dapat menembus pasar lainnya. Arab Saudi sudah berminat untuk investasi industri walet. Ekosistem berjalan dengan baik, industri padat karya dan melibatkan UMKM sehingga perekonomian masyarakat terus berjalan,” tutur Sahat.
Turut hadir mendampingi, Plt Deputi Bidang Karantina Hewan Wisnu Wasisa Putra beserta jajaran, dan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Tengah Ahmad Mansuri Alfian.
(skr)
tulis komentar anda