Kepala Barantin Apresiasi Inovasi PT ESTA Indonesia dalam Industri Sarang Burung Walet

Kamis, 29 Februari 2024 - 12:27 WIB
loading...
Kepala Barantin Apresiasi...
Badan Karantina Indonesia memastikan persyaratan ekspor sarang burung walet (SBW) asal Pangkalan Bun ke Tiongkok tetap terpenuhi. (Foto: Pemkot Kotawaringin)
A A A
KOTAWARINGIN BARAT - Badan Karantina Indonesia (Barantin) memastikan persyaratan ekspor sarang burung walet (SBW) asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ke Tiongkok tetap terpenuhi.

Maka, dengan demikian penambahan kapasitas produksi rumah burung walet milik peternak tetap memenuhi persyaratan dari GACC (General Administration of Customs of the People’s Republic of China).

Dalam kunjungan Kepala Barantin pada Selasa (27/2/2024), Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean menyambut baik sistem budidaya rumah walet milik PT Esta Indonesia dan PT Waleta Asia Jaya ini.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa produktivitas dapat terus digenjot untuk memenuhi kebutuhan pasar global, khususnya pasar terbesar adalah Tiongkok.

PT Esta Indonesia dan PT Waleta Asia Jaya mengapresiasi pendampingan yang terus dilakukan oleh Barantin melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Tengah.

Owner PT Waleta Asia Jaya Djoko Hartanto berterima kasih kepada Karantina Kalimantan Tengah dan Kantor Pusat Barantin.

“Kami berterima kasih Karantina Kalimantan Tengah dan Kantor Pusat Barantin yang mendampingi untuk dapat memenuhi persyaratan ekspor sarang burung walet,” ucapnya.

Sahat juga mengapresiasi dan mendukung PT Esta Indonesia dan PT Waleta Asia Jaya yang mengimplementasikan pemanfaatan teknologi informasi yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) bernama iONest dan Digiwalet hasil kerja sama dengan CV Nore Inovasi dalam mengelola rumah walet.

iONest merupakan teknologi informasi yang memanfaatkan iOT, termasuk perangkat sensor dan kecerdasan buatan untuk memonitor kelayakan rumah walet serta perkembangan populasi atau produksi yang ada.

Dengan memanfaatkan dan mengikuti teknologi iONest, semua rumah walet termasuk yang dimiliki kalangan UMKM dapat memproduksi sarang burung walet yang lebih berkualitas dan berlimpah.

Digiwalet merupakan aplikasi yang bertujuan untuk membantu proses jual beli sarang burung walet dan menstandarisasi bahan baku dengan bantuan kecerdasan buatan. Melalui Digiwalet, petani sarang burung walet dapat menjual bahan baku dengan mudah dan langsung ke pembeli.

Digiwalet diharapkan dapat membantu petani sarang burung walet menjual bahan baku dengan harga yang lebih fair, sehingga pelaku UMKM, baik di kalangan petani maupun pencuci sarang burung walet dapat menjadi lebih sejahtera.

Berkembangnya pemanfaatan teknologi informasi dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha budidaya sarang walet, baik yang sudah dirintis sejak lama maupun yang baru.

Hal tersebut berefek pada jumlah produksi yang meningkat seiring dengan perkembangan dan kebutuhan sarang burung walet secara global.

Sahat mengatakan, dibukanya kesempatan penambahan kapasitas produksi rumah walet dari Tiongkok akan berpeluang baik bagi pengusaha eksportir.

“Dengan dibukanya kesempatan untuk penambahan kapasitas produksi rumah walet ini dari Tiongkok, menjadi peluang baik bagi pengusaha eksportir. Bahkan dapat menembus pasar lainnya. Arab Saudi sudah berminat untuk investasi industri walet. Ekosistem berjalan dengan baik, industri padat karya dan melibatkan UMKM sehingga perekonomian masyarakat terus berjalan,” tutur Sahat.

Turut hadir mendampingi, Plt Deputi Bidang Karantina Hewan Wisnu Wasisa Putra beserta jajaran, dan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Tengah Ahmad Mansuri Alfian.
(skr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2013 seconds (0.1#10.140)