Guru Sekolah Dasar di Maros Belajar Membuat Puisi
Selasa, 11 Agustus 2020 - 18:22 WIB
MAROS - Sebanyak 20 orang guru sekolah dasar (SD) Negeri 66 Kanjitongang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros belajar membuat dan menulis puisi. Kegiatan itu dilakukan memanfaatkan waktu luang di tengah pandemi COVID-19 .
Mereka dibimbing langsung oleh budayawan Maros, Lory Hendrajaya dalam pelatihan yang digelar sehari pada Selasa (10/8/2020). Lory merupakan koordinator Rumah Dongeng chapter Maros.
Menurut Lory, dalampelatihantersebut, para guru belajar cara praktis menulis puisi yang materinya antara lain keberanian menulis, kebiasaan menulis dan cara menempatkan diksi yang tepat.
"Banyak orang yang bisa menulis. Hanya saja mereka kurang bisa mendapatkan diksi yang tepat. Merekapun masih minim dalam mengolah dan memperkaya kosa kata. Sementara itu semua adalah modal dasar dalam menulis," kata dia.
Dalam kegiatan itu, Lory sebagai pemateri meminta kepada guru agar membuat target dalam menulis puisi. Misalnya sehari satu puisi atau seminggu satu puisi dengan tema yang variatif.
Sementara itu, Sekretaris Rumah Dongeng chapter Maros, Ima Fatimah mengharapkan, pelatihan itu menjadi awal untuk mengetahui bahwa menulis puisi itu ternyata mudah. Selanjutnya adalah bagaimana menjadikan karya puisi sebagai karya guru yang akan lahir jika menjadi kebiasaan.
"Guru harus menulis puisi, dan kalau bisa kumpulan puisi guru ini diterbitkan menjadi antologi puisi guru SD Kanjitongan," harap perempuan yang juga berprofesi sebagai guru ini.
Kepala SD Negeri 66 Kanjitongan, A Hikmawati sangat bersyukur atas kesediaan Lory menjadi narasumber di sekolahnya. Dia menganggap ini adalah satu langkah maju untuk menambah pengetahuan dan keterampilan guru, termasuk dirinya.
Mereka dibimbing langsung oleh budayawan Maros, Lory Hendrajaya dalam pelatihan yang digelar sehari pada Selasa (10/8/2020). Lory merupakan koordinator Rumah Dongeng chapter Maros.
Menurut Lory, dalampelatihantersebut, para guru belajar cara praktis menulis puisi yang materinya antara lain keberanian menulis, kebiasaan menulis dan cara menempatkan diksi yang tepat.
"Banyak orang yang bisa menulis. Hanya saja mereka kurang bisa mendapatkan diksi yang tepat. Merekapun masih minim dalam mengolah dan memperkaya kosa kata. Sementara itu semua adalah modal dasar dalam menulis," kata dia.
Dalam kegiatan itu, Lory sebagai pemateri meminta kepada guru agar membuat target dalam menulis puisi. Misalnya sehari satu puisi atau seminggu satu puisi dengan tema yang variatif.
Sementara itu, Sekretaris Rumah Dongeng chapter Maros, Ima Fatimah mengharapkan, pelatihan itu menjadi awal untuk mengetahui bahwa menulis puisi itu ternyata mudah. Selanjutnya adalah bagaimana menjadikan karya puisi sebagai karya guru yang akan lahir jika menjadi kebiasaan.
"Guru harus menulis puisi, dan kalau bisa kumpulan puisi guru ini diterbitkan menjadi antologi puisi guru SD Kanjitongan," harap perempuan yang juga berprofesi sebagai guru ini.
Kepala SD Negeri 66 Kanjitongan, A Hikmawati sangat bersyukur atas kesediaan Lory menjadi narasumber di sekolahnya. Dia menganggap ini adalah satu langkah maju untuk menambah pengetahuan dan keterampilan guru, termasuk dirinya.
(luq)
tulis komentar anda