Sering Longsor, Jalan Penghubung Wajo-Bone di Cempa Segera Diperbaiki
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 18:36 WIB
"Kemarin memang pilihannya peralihan jalan, konsepnya pun sudah ada, namun karena prosesnya dinilai cukup panjang, sehingga konstruksi pile slab menjadi pilihan. Apalagi konstruksi pile slab dinilai mempunyai kekuatan yang mampu membendung longsor," tandasnya.
Mantan konsultan tehnik yang juga merupakan Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Wajo, Andi Senurdin Husaini menjelaskan, penggunaan konstruksi pile slab dinilai hanya sebagai alternatif sementara yang dilakukan pihak BPPJN Sulsel untuk menanggulangi longsor di jalur trans nasional Wajo-Bone itu.
Menurutnya, salah satu opsi terbaik yang seharusnya dilakukan pihak balai mengatasi longsor di jalur tersebut, tidak lain dengan cara memindahkan jalur itu. Hanya saja, ia menolerir langkah yang diambil pihak BBPJN Sulsel, sebab jika mempertahankan opsi pemindahan jalur, maka penanganan longsor di jalur trans nasional akan terlambat.
"Intinya pemasangan tiangnya harus mencapai ke dasar tanah yang keras, agar kekuatannya mampu menahan arus sungai yang berjarak kurang lebih 10 meter dari lokasi jalan," jelasnya.
Politisi partai Demokrat itu berpendapat, dari sejumlah analisis yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten Wajo, ada dua penyebab utama sehingga jalur trans nasional yang berada di dusun Cempa setiap tahunnya mengalami longsor.
Analisis yang pertama yakani, maraknya penambangan pasir sepanjang sungai Walannae. Analisis yang kedua yakni posisi jalan yang berada persis di bantaran sungai Walannae, sehingga arus air dengan mudah mengikis jalur tersebut.
"Saya sudah bisa hitung jalur tersebut sudah berapa kali dilakukan perbaikan, yang jelasnya kalau mau baik, satu-satunya cara yakni dengan memindahkan jalur tersebut," pungkasnya.
(ADV)
Mantan konsultan tehnik yang juga merupakan Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Wajo, Andi Senurdin Husaini menjelaskan, penggunaan konstruksi pile slab dinilai hanya sebagai alternatif sementara yang dilakukan pihak BPPJN Sulsel untuk menanggulangi longsor di jalur trans nasional Wajo-Bone itu.
Menurutnya, salah satu opsi terbaik yang seharusnya dilakukan pihak balai mengatasi longsor di jalur tersebut, tidak lain dengan cara memindahkan jalur itu. Hanya saja, ia menolerir langkah yang diambil pihak BBPJN Sulsel, sebab jika mempertahankan opsi pemindahan jalur, maka penanganan longsor di jalur trans nasional akan terlambat.
"Intinya pemasangan tiangnya harus mencapai ke dasar tanah yang keras, agar kekuatannya mampu menahan arus sungai yang berjarak kurang lebih 10 meter dari lokasi jalan," jelasnya.
Politisi partai Demokrat itu berpendapat, dari sejumlah analisis yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten Wajo, ada dua penyebab utama sehingga jalur trans nasional yang berada di dusun Cempa setiap tahunnya mengalami longsor.
Analisis yang pertama yakani, maraknya penambangan pasir sepanjang sungai Walannae. Analisis yang kedua yakni posisi jalan yang berada persis di bantaran sungai Walannae, sehingga arus air dengan mudah mengikis jalur tersebut.
"Saya sudah bisa hitung jalur tersebut sudah berapa kali dilakukan perbaikan, yang jelasnya kalau mau baik, satu-satunya cara yakni dengan memindahkan jalur tersebut," pungkasnya.
(ADV)
tulis komentar anda