Soal Ancaman Resesi Ekonomi, Ini Penjelasan Kepala BI Jabar
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 11:24 WIB
BANDUNG - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto yakin ekonomi Indonesia akan kembali pulih. Ancaman resesi ekonomi diperkirakan bisa dihindari bila semua sektor ekonomi kembali menggeliat di triwulan 3/2020.
"Kalau resesi, ya kuncinya di kuartal ketiga ini. Jadi bagaimana berbagai sektor ini mulai menggeliat. Saya lihat ada sinyal sinyal bahwa kegiatan ekonomi di bulan bulan ini mulai marak lagi," kata Herawanto, Jumat (7/8/2020).
Menurut dia, suatu negara dikatakan mengalami resesi, bila selama dua kuartal berturut turut pertumbuhan ekonomi minus. Sementara, Indonesia dan Jawa Barat baru minus 1 kali pada kuartal 2, minus 5,98% untuk Jawa Barat.
Herawanto menjelaskan, terkait ekonomi Jabar yang berkontraksi cukup dalam, pihaknya terus memberikan rekomendasi, agar mendorong beberapa sektor ekonomi. Seperti karya kreatif dan UMKM.
"Jangan sampai regulasinya yang diterbitkan kontra produktif dengan pengembangan ekonomi. Sekarang memang sudah berjalan baik, mudah mudah bisa push lagi," beber dia.(Baca juga : Pandemi Belum Usai, Indonesia Harus Siap Hadapi Depresi )
Kendati begitu, dia belum bisa memprediksi berapa ekonomi jabar pada kuartal 3. Karena akan sangat tergantung kondisi ekonomi yang terus berjalan dinamis.
"Mudah mudahan sinyal sinyal membaiknya ekonomi ini, akan membuat kontraksi ekonomi tidak begitu dalam. Sinyal itu bisa dilihat pada sektor agro, pertanian, dan UMKM," imbuh dia.(Baca juga : Ekonomi Minus dan Presiden Marah-marah, Ekonom Sebut Pemerintah Biang Kerok Krisis )
"Kalau resesi, ya kuncinya di kuartal ketiga ini. Jadi bagaimana berbagai sektor ini mulai menggeliat. Saya lihat ada sinyal sinyal bahwa kegiatan ekonomi di bulan bulan ini mulai marak lagi," kata Herawanto, Jumat (7/8/2020).
Menurut dia, suatu negara dikatakan mengalami resesi, bila selama dua kuartal berturut turut pertumbuhan ekonomi minus. Sementara, Indonesia dan Jawa Barat baru minus 1 kali pada kuartal 2, minus 5,98% untuk Jawa Barat.
Herawanto menjelaskan, terkait ekonomi Jabar yang berkontraksi cukup dalam, pihaknya terus memberikan rekomendasi, agar mendorong beberapa sektor ekonomi. Seperti karya kreatif dan UMKM.
"Jangan sampai regulasinya yang diterbitkan kontra produktif dengan pengembangan ekonomi. Sekarang memang sudah berjalan baik, mudah mudah bisa push lagi," beber dia.(Baca juga : Pandemi Belum Usai, Indonesia Harus Siap Hadapi Depresi )
Kendati begitu, dia belum bisa memprediksi berapa ekonomi jabar pada kuartal 3. Karena akan sangat tergantung kondisi ekonomi yang terus berjalan dinamis.
"Mudah mudahan sinyal sinyal membaiknya ekonomi ini, akan membuat kontraksi ekonomi tidak begitu dalam. Sinyal itu bisa dilihat pada sektor agro, pertanian, dan UMKM," imbuh dia.(Baca juga : Ekonomi Minus dan Presiden Marah-marah, Ekonom Sebut Pemerintah Biang Kerok Krisis )
(nun)
tulis komentar anda