Ini Indikasi Penyebab 2 Pesawat Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan
Rabu, 22 November 2023 - 16:27 WIB
”Kesimpulan itu sementara di satu bidang yang harus diselidiki, orangnya ditanyain, bagian perawatannya gimana, bagian penerbangan gimana, bagian pelayanannya, Air Traffic Controller (ATC), kemudian meteorologinya, baru kesimpulannya lebih,” ungkapnya.
Seluruh proses itu minimal memerlukan waktu satu bulan, termasuk pembacaan dan analisa Voice and Data Recorder (VDR). Tim juga akan melihat bukti-bukti bangkai pesawat dan bagian pesawat lain yang dikumpulkan di Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang.
Selanjutnya bukti-bukti itu dicek satu persatu sebelum dibuat analisa kesimpulan.
”(Penyelidikan memerlukan waktu) lebih dari sebulan, ngumpulkan di dalam hanggar, dibandingkan datanya dicek satu persatu, dicek lagi, diulangi lagi, jadi nggak seperti kita anu. Dia nggak bisa cepat-cepat anu, orangnya minimal sebulan,” pungkasnya.
Sebelumnya kecelakaan dua pesawat TNI AU jenis Super Tucano terjadi di perbukitan Pegunungan Tengger tepatnya di Dusun Keduwung, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
Kedua pesawat ini bersama dua pesawat lainnya tengah menjalani latihan formasi terbang dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang, pada Kamis (16/11) sekitar pukul 10.51 WIB.Pesawat dengan nomor ekor TT-3111.
Kedua awak di dalamnya adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).
Tiga korban yang dimakamkan di TMP Suropati, pada Jumat tersebut adalah Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan.
Sementara satu korban lain yakni Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta dimakamkan di TMP Madiun.
Seluruh proses itu minimal memerlukan waktu satu bulan, termasuk pembacaan dan analisa Voice and Data Recorder (VDR). Tim juga akan melihat bukti-bukti bangkai pesawat dan bagian pesawat lain yang dikumpulkan di Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang.
Selanjutnya bukti-bukti itu dicek satu persatu sebelum dibuat analisa kesimpulan.
”(Penyelidikan memerlukan waktu) lebih dari sebulan, ngumpulkan di dalam hanggar, dibandingkan datanya dicek satu persatu, dicek lagi, diulangi lagi, jadi nggak seperti kita anu. Dia nggak bisa cepat-cepat anu, orangnya minimal sebulan,” pungkasnya.
Sebelumnya kecelakaan dua pesawat TNI AU jenis Super Tucano terjadi di perbukitan Pegunungan Tengger tepatnya di Dusun Keduwung, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
Kedua pesawat ini bersama dua pesawat lainnya tengah menjalani latihan formasi terbang dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang, pada Kamis (16/11) sekitar pukul 10.51 WIB.Pesawat dengan nomor ekor TT-3111.
Kedua awak di dalamnya adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).
Tiga korban yang dimakamkan di TMP Suropati, pada Jumat tersebut adalah Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan.
Sementara satu korban lain yakni Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta dimakamkan di TMP Madiun.
(ams)
tulis komentar anda