5 Fakta Menarik Boyolali, Daerah yang Berjuluk New Zealand Van Java
Senin, 13 November 2023 - 17:24 WIB
Boyolali juga memiliki kuliner yang cocok untuk para pecinta daging, yaitu iga sapi. Iga sapi ini adalah makanan yang terbuat dari tulang dan daging sapi yang dimasak dengan bumbu-bumbu rempah dan saus.
Iga sapi bisa disajikan dengan berbagai cara, seperti bakar, goreng, rebus, penyet, atau gongso. Iga sapi memiliki tekstur yang empuk, lembut, dan juicy, dengan rasa yang bercampur antara manis, asam, dan pedas.
Sedekah gunung adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, yang berada di lereng Gunung Merapi. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan syukur dan permohonan keselamatan kepada Tuhan dari segala bencana, terutama erupsi Gunung Merapi.
Tradisi yang dilaksanakan setiap malam 1 Suro ini dimulai sejak pagi hari dengan mengarak kerbau yang akan disembelih. Kerbau tersebut telah dihiasi dengan berbagai macam pernak-pernik seperti kain dan bunga.
Pada malam harinya, masyarakat berkumpul di balai desa untuk melanjutkan ritual sedekah gunung. Di sana, diadakan pembacaan legenda Gunung Merapi, doa, dan kidung-kidung.
Sekitar pukul 23.00 WIB, masyarakat membawa kepala kerbau dan berbagai sesaji, seperti tumpeng, palawija, rokok, jajanan pasar, dan pisang, menuju puncak Gunung Merapi.
Sesaji tersebut dilarung di puncak gunung sebagai simbol pemberian kepada Gunung Merapi. Tradisi ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni, seperti tari soreng dan tari gambyong.
Iga sapi bisa disajikan dengan berbagai cara, seperti bakar, goreng, rebus, penyet, atau gongso. Iga sapi memiliki tekstur yang empuk, lembut, dan juicy, dengan rasa yang bercampur antara manis, asam, dan pedas.
5. Sedekah Gunung
Sedekah gunung adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, yang berada di lereng Gunung Merapi. Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan syukur dan permohonan keselamatan kepada Tuhan dari segala bencana, terutama erupsi Gunung Merapi.
Tradisi yang dilaksanakan setiap malam 1 Suro ini dimulai sejak pagi hari dengan mengarak kerbau yang akan disembelih. Kerbau tersebut telah dihiasi dengan berbagai macam pernak-pernik seperti kain dan bunga.
Pada malam harinya, masyarakat berkumpul di balai desa untuk melanjutkan ritual sedekah gunung. Di sana, diadakan pembacaan legenda Gunung Merapi, doa, dan kidung-kidung.
Sekitar pukul 23.00 WIB, masyarakat membawa kepala kerbau dan berbagai sesaji, seperti tumpeng, palawija, rokok, jajanan pasar, dan pisang, menuju puncak Gunung Merapi.
Sesaji tersebut dilarung di puncak gunung sebagai simbol pemberian kepada Gunung Merapi. Tradisi ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni, seperti tari soreng dan tari gambyong.
(okt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda