Bedah Buku Biografi, Menkumham Yasonna Ungkap Pengalaman Hidup saat Kecil
Kamis, 26 Oktober 2023 - 21:47 WIB
"Pikir saya berarti berakhir pula nasib tidur di kolong. Ternyata Tuhan berkehendak lain, saya tetap tidur di kolong, karena lebih banyak lagi tamu datang dan menginap di rumah," imbuhnya.
Dia mengatakan, kenangan sebagai anak kolong, membuatnya tertempa untuk menjadi pribadi yang mandiri, berempati tapi juga tegas dan profesional. "Satu lagi, nilai yang sangat saya junjung tinggi, yaitu integritas. Nilai ini selain memperoleh contoh dari orang tua, lebih tajam lagi tertempa pada diri saya sejak di bangku kuliah," tandasnya.
Yasonna mengatakan, dirinya diizinkan Tuhan untuk mendapat pengalaman menjadi anak sederhana, yang menempuh Pendidikan tinggi hingga strata tiga (S3), menjadi aktivis mahasiswa di bangku kuliah. Kemudian ditugaskan menjadi dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Nommensen, menjadi politisi sebagai anggota DPRD dan anggota DPR, dan terakhir menjadi menteri.
Semua pengalaman yang sangat berwarna ini, dijalaninya dengan rasa syukur sebagai perintah Tuhan yang suci. Dia terus berusaha memanfaatkan potensi diri yang diberikan Tuhan untuk kebaikan, memberi manfaat pada masyarakat.
"Jika kita bawa nama Tuhan dalam setiap langkah dan pekerjaan kita, maka kita akan selalu berpikir tentang kebaikan, menghindari keburukan, dan yang terpenting kita akan merasa selalu dilindungi dan ditolong Tuhan," tuturnya.
Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten Fatah Sulaiman mengatakan, pihaknya mengapresiasi atas kolaborasi yang sinergis antara Kanwil Kemenkumham Banten dengan Kampus Untirta yang telah memberikan inspirasi bedah buku biografi Menkumham Yasonna H Laoly. "Menurut saya buku biografi Pak Menkumham sangat luar biasa," katanya.
Kegiatan bedah buku biografi berjudul Anak Kolong Menjemput Mimpi tersebut menghadirkan sejumlah narasumber. Mereka yakni Dirjen HAM Kemenkumham Dhahana Putra, mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, tim penulis Lestantya R Baskoro, dan Dekan Fakultas Hukum Untirta Agus Prihantono.
Dia mengatakan, kenangan sebagai anak kolong, membuatnya tertempa untuk menjadi pribadi yang mandiri, berempati tapi juga tegas dan profesional. "Satu lagi, nilai yang sangat saya junjung tinggi, yaitu integritas. Nilai ini selain memperoleh contoh dari orang tua, lebih tajam lagi tertempa pada diri saya sejak di bangku kuliah," tandasnya.
Yasonna mengatakan, dirinya diizinkan Tuhan untuk mendapat pengalaman menjadi anak sederhana, yang menempuh Pendidikan tinggi hingga strata tiga (S3), menjadi aktivis mahasiswa di bangku kuliah. Kemudian ditugaskan menjadi dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Nommensen, menjadi politisi sebagai anggota DPRD dan anggota DPR, dan terakhir menjadi menteri.
Semua pengalaman yang sangat berwarna ini, dijalaninya dengan rasa syukur sebagai perintah Tuhan yang suci. Dia terus berusaha memanfaatkan potensi diri yang diberikan Tuhan untuk kebaikan, memberi manfaat pada masyarakat.
"Jika kita bawa nama Tuhan dalam setiap langkah dan pekerjaan kita, maka kita akan selalu berpikir tentang kebaikan, menghindari keburukan, dan yang terpenting kita akan merasa selalu dilindungi dan ditolong Tuhan," tuturnya.
Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten Fatah Sulaiman mengatakan, pihaknya mengapresiasi atas kolaborasi yang sinergis antara Kanwil Kemenkumham Banten dengan Kampus Untirta yang telah memberikan inspirasi bedah buku biografi Menkumham Yasonna H Laoly. "Menurut saya buku biografi Pak Menkumham sangat luar biasa," katanya.
Kegiatan bedah buku biografi berjudul Anak Kolong Menjemput Mimpi tersebut menghadirkan sejumlah narasumber. Mereka yakni Dirjen HAM Kemenkumham Dhahana Putra, mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, tim penulis Lestantya R Baskoro, dan Dekan Fakultas Hukum Untirta Agus Prihantono.
(poe)
tulis komentar anda