Miris! Emak-emak di Tasikmalaya Bertaruh Nyawa Susuri Tebing Curam demi Bangun Jalan Desa
Jum'at, 13 Oktober 2023 - 08:28 WIB
Sedikit demi sedikit, pasir dan batu yang diangkut dari sungai menggunakan karung dan ember tersebut, dikumpulkan di tepi jalan. Mereka lalu secara bergotong royong mencampur batu dan pasir tersebut dengan semen, untuk mengecor jalan desa.
Jalan desa itu, merupakan akses utama bagi warga Desa Bojongkapol, untuk menuju ke Bojonggambir, dan Cipatujah. Sudah lima tahun terakhir, kondisi jalan rusak parah dan tak tersentuh pembangunan lagi.
Terakhir kali jalan itu dibangun, menurut salah seorang warga Dusun Linggamanik, Asid terjadi pada tahun 2017 silam. "Dahulu dibangun lewat program TMMD dan dana desa. Namun setelah itu tidak pernah tersentuh perbaikan lagi, hingga kondisinya rusak parah," ungkapnya.
Akibat tak tersentuh pembangunan, menurut Asid warga akhirnya memilih untuk swadaya dan bergotong royong membangun jalan desa tersebut. "Jalannya rusak parah, sehingga menyulitkan aktivitas warga, dan anak-anak sekolah sering jatuh di sini," ungkapnya.
Warga Dusun Linggamanik, Zaenal mengaku, saat ini warga memprioritaskan pengecoran untuk titik jalan desa yang kerusakannya paling parah, dan sangat membahayakan. Jalan desa yang dicor mencapai panjang 60 meter, dan seluruhnya dibiayai oleh warga secara bergotong royong.
"Mudah-mudahan sedikit demi sedikit jalan ini bisa diperbaiki semuanya, karena sudah lama kondisinya rusak parah. Kami hanya bisa memperbaiki sedikit demi sedikit, karena dana hasil swadaya masyarakat juga sangat terbatas," ungkap Zaenal.
Baca Juga
Jalan desa itu, merupakan akses utama bagi warga Desa Bojongkapol, untuk menuju ke Bojonggambir, dan Cipatujah. Sudah lima tahun terakhir, kondisi jalan rusak parah dan tak tersentuh pembangunan lagi.
Terakhir kali jalan itu dibangun, menurut salah seorang warga Dusun Linggamanik, Asid terjadi pada tahun 2017 silam. "Dahulu dibangun lewat program TMMD dan dana desa. Namun setelah itu tidak pernah tersentuh perbaikan lagi, hingga kondisinya rusak parah," ungkapnya.
Akibat tak tersentuh pembangunan, menurut Asid warga akhirnya memilih untuk swadaya dan bergotong royong membangun jalan desa tersebut. "Jalannya rusak parah, sehingga menyulitkan aktivitas warga, dan anak-anak sekolah sering jatuh di sini," ungkapnya.
Warga Dusun Linggamanik, Zaenal mengaku, saat ini warga memprioritaskan pengecoran untuk titik jalan desa yang kerusakannya paling parah, dan sangat membahayakan. Jalan desa yang dicor mencapai panjang 60 meter, dan seluruhnya dibiayai oleh warga secara bergotong royong.
"Mudah-mudahan sedikit demi sedikit jalan ini bisa diperbaiki semuanya, karena sudah lama kondisinya rusak parah. Kami hanya bisa memperbaiki sedikit demi sedikit, karena dana hasil swadaya masyarakat juga sangat terbatas," ungkap Zaenal.
(eyt)
tulis komentar anda