Miris! Emak-emak di Tasikmalaya Bertaruh Nyawa Susuri Tebing Curam demi Bangun Jalan Desa

Jum'at, 13 Oktober 2023 - 08:28 WIB
loading...
Miris! Emak-emak di Tasikmalaya Bertaruh Nyawa Susuri Tebing Curam demi Bangun Jalan Desa
Demi membangun jalan desa, emak-emak di Dusun Linggamanik, Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, bertaruh nyawa menyusuri tebing curam untuk mengumpulkan batu dan pasir. Foto/iNews TV/Asep Juhariyono
A A A
TASIKMALAYA - Sungguh luar biasa keberanian dan kekuatan emak-emak di Dudun Linggamanik, Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka berani bertaruh nyawa, dan tanpa lelah mengumpulkan batu serta pasir untuk membangun jalan desa.



Jalan setapak di tepi jurang dan langsung terhubung dengan sungai, dilalui emak-emak tersebut untuk mengangkut batu dan pasir dari sungai. Mereka harus berjalan kaki melintasi jalan berliku, dan menanjak yang hanya cukup dilalui satu orang.



Rasa lelah dan peluh yang membasahi tubuh tak mereka hiraukan. Beban berat di punggung saat mengakut batu dan pasir, serta kaki yang harus menjejak jalan terjal di tepi jurang, tak membuat langkah mereka surut sedikitpun.



Keberanian emak-emak untuk bertaruh nyawa tersebut, demi mewujudkan jalan desa yang layak dilintasi dan tidak membahayakan anak-anak saat pergi dan pulang sekolah. Selama ini, jalan desa tersebut belum tersentuh pembangunan dan kondisinya rusak parah.

Sering kali warga yang melintasi jalan desa tersebut terjatuh, karena kondisinya memang rusak parah. Saat musim penghujan jalan berubah licin dan berlumpur. Sedangkan saat musim kemarau, jalan menjadi terjal penuh lubang dan berdebu.

Miris! Emak-emak di Tasikmalaya Bertaruh Nyawa Susuri Tebing Curam demi Bangun Jalan Desa


Warga secara swadaya mengumpulkan pasir dan batu dari sungai, untuk membangun jalan desa tersebut. Mereka juga harus bergotong royong untuk membeli semen, sebagai bahan utama pengerasan jalan desa itu.

Sedikit demi sedikit, pasir dan batu yang diangkut dari sungai menggunakan karung dan ember tersebut, dikumpulkan di tepi jalan. Mereka lalu secara bergotong royong mencampur batu dan pasir tersebut dengan semen, untuk mengecor jalan desa.



Jalan desa itu, merupakan akses utama bagi warga Desa Bojongkapol, untuk menuju ke Bojonggambir, dan Cipatujah. Sudah lima tahun terakhir, kondisi jalan rusak parah dan tak tersentuh pembangunan lagi.

Terakhir kali jalan itu dibangun, menurut salah seorang warga Dusun Linggamanik, Asid terjadi pada tahun 2017 silam. "Dahulu dibangun lewat program TMMD dan dana desa. Namun setelah itu tidak pernah tersentuh perbaikan lagi, hingga kondisinya rusak parah," ungkapnya.

Miris! Emak-emak di Tasikmalaya Bertaruh Nyawa Susuri Tebing Curam demi Bangun Jalan Desa


Akibat tak tersentuh pembangunan, menurut Asid warga akhirnya memilih untuk swadaya dan bergotong royong membangun jalan desa tersebut. "Jalannya rusak parah, sehingga menyulitkan aktivitas warga, dan anak-anak sekolah sering jatuh di sini," ungkapnya.

Warga Dusun Linggamanik, Zaenal mengaku, saat ini warga memprioritaskan pengecoran untuk titik jalan desa yang kerusakannya paling parah, dan sangat membahayakan. Jalan desa yang dicor mencapai panjang 60 meter, dan seluruhnya dibiayai oleh warga secara bergotong royong.



"Mudah-mudahan sedikit demi sedikit jalan ini bisa diperbaiki semuanya, karena sudah lama kondisinya rusak parah. Kami hanya bisa memperbaiki sedikit demi sedikit, karena dana hasil swadaya masyarakat juga sangat terbatas," ungkap Zaenal.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2643 seconds (0.1#10.140)