Kiai Ini Sembuh dari COVID-19 Berkat Sari Tebu hingga Zam-Zam
Selasa, 04 Agustus 2020 - 07:08 WIB
SEMARANG - Wabah COVID-19 hingga saat ini masih belum ditemukan vaksinnya. Namun, ada cerita di balik pasien yang dinyatakan sembuh dari virus yang kali pertama muncul dari Wuhan, China tersebut.
Adalah KH Muhyiddin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah pernah divonis terjangkit COVID-19 . Pun akhirnya dia menjalani karantina, sampai sembuh. Cerita dan usaha apa yang dilakukannya sehingga ia selamat dari virus tersebut?
"Setelah tes dan dinyatakan positif (COVID-19), saya langsung menjalani karantina," ungkap Muhyiddin, Senin (3/8/2020).
Dia menuturkan, selama menjalani karantina, rasa cemas selalu menghampiri. Apalagi, berita yang bermunculan bahwa COVID-19 telah menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.
"Memang virus Corona ini tidak pandang bulu. Dari berita semua orang bisa kena dari yang miskin, yang kaya, orang besar dan kecil, serta dokter pun bisa kena. Ini yang membuat saya semakin cemas," tuturnya.(Baca juga : Ketua Meninggal karena COVID-19, Kantor DPRD Jepara Disemprot )
Tidak banyak yang dilakukan, namun ia terus berupaya demi kesembuhan. Komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan lewat media sosial.
Muhyiddin pun mengonsumsi sari tebu produk olahan petani tebu di Kudus. Selain itu, dia diberi makanan, buah-buahan, sampai air zam-zam oleh petugas karantina.
"Kalau saya mantapnya usaha karena minum sari tebu dari Kudus. Itu karena resep dari adik saya. Selain itu air zam-zam. Tubuh saya terasa segar. Sari tebu saya minum tiga kali sehari, kalau air zam-zam dua kali," tuturnya.
Menurutnya, dia menjalani karantina hanya selama delapan hari, setelah dilakukan tes ulang sudah dinyatakan negatif. "Hanya delapan hari saya dikarantina. Setelah dites sudah negatif," imbuhnya.(Baca juga : Kasus COVID-19 Melonjak, Kamar Isolasi RS Sleman Tak Mampu Menampung )
Adalah KH Muhyiddin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah pernah divonis terjangkit COVID-19 . Pun akhirnya dia menjalani karantina, sampai sembuh. Cerita dan usaha apa yang dilakukannya sehingga ia selamat dari virus tersebut?
"Setelah tes dan dinyatakan positif (COVID-19), saya langsung menjalani karantina," ungkap Muhyiddin, Senin (3/8/2020).
Dia menuturkan, selama menjalani karantina, rasa cemas selalu menghampiri. Apalagi, berita yang bermunculan bahwa COVID-19 telah menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.
"Memang virus Corona ini tidak pandang bulu. Dari berita semua orang bisa kena dari yang miskin, yang kaya, orang besar dan kecil, serta dokter pun bisa kena. Ini yang membuat saya semakin cemas," tuturnya.(Baca juga : Ketua Meninggal karena COVID-19, Kantor DPRD Jepara Disemprot )
Tidak banyak yang dilakukan, namun ia terus berupaya demi kesembuhan. Komunikasi dengan keluarga hanya bisa dilakukan lewat media sosial.
Muhyiddin pun mengonsumsi sari tebu produk olahan petani tebu di Kudus. Selain itu, dia diberi makanan, buah-buahan, sampai air zam-zam oleh petugas karantina.
"Kalau saya mantapnya usaha karena minum sari tebu dari Kudus. Itu karena resep dari adik saya. Selain itu air zam-zam. Tubuh saya terasa segar. Sari tebu saya minum tiga kali sehari, kalau air zam-zam dua kali," tuturnya.
Menurutnya, dia menjalani karantina hanya selama delapan hari, setelah dilakukan tes ulang sudah dinyatakan negatif. "Hanya delapan hari saya dikarantina. Setelah dites sudah negatif," imbuhnya.(Baca juga : Kasus COVID-19 Melonjak, Kamar Isolasi RS Sleman Tak Mampu Menampung )
tulis komentar anda