Penampakan Artefak Peninggalan Majapahit, Keris hingga Keramik di Museum Ganesya
Rabu, 20 September 2023 - 13:47 WIB
"Nilai budayanya paling tinggi, baik untuk diduplikasi maupun dicuri. Kecuali VVIP yang bisa masuk. Tapi yang di sini semua kerisnya asli, tidak ada yang terbuat dari plastik atau prototipe," bebernya.
Di museum ini pengunjung juga terdapat koleksi cermin yang biasanya digunakan oleh para bangsawan Kerajaan Majapahit. Tak ketinggalan beberapa benda cagar budaya seperti Genta Biara, yang biasanya diletakkan di altar pemujaan, mata panah yang digunakan untuk berburu hewan liar di masa Kerajaan Majapahit.
Beberapa barang rumah tangga milik kaum sultan Kerajaan Majapahit seperti Bokor Tempolong yang digunakan sebagai tempat ludah sirih di rumah-rumah kaum bangsawan.
Selanjutnya Bokor Pinggan digunakan sebagai tempat buah-buahan sesajen di kuil, hingga fragmen bokor sebagai tempat makanan atau benda kering, juga terpasang dipamerkan di ruangan museum.
Tak ketinggalan beberapa guci, kendi, dan tempat meminum air temuan dari masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Singasari. Koleksi ini tersimpan dalam dua buah ruangan besar yang dibatasi kaca. Total ada 71 jenis kendi yang dipamerkan.
"Yang paling banyak temuan kendi susu, ini digunakan diduga untuk upacara pengganti kamandanu, kamandanu dari perunggu ini dari tanah liat makanya yang dipilih kayak coraknya kayak payudara wanita," terangnya.
Amri menuturkan, bila kendi kamandalu itu jarang ditemukan. Sebab kendi ini juga susah ditemukan dan biasanya terdapat di pagoda-pagoda.
"Itu dari perunggu jarang sekali ditemukan. Carinya seperti pagoda airnya kayak naga untuk masyarakat bentuknya yang biasa," paparnya.
Di museum ini pengunjung juga terdapat koleksi cermin yang biasanya digunakan oleh para bangsawan Kerajaan Majapahit. Tak ketinggalan beberapa benda cagar budaya seperti Genta Biara, yang biasanya diletakkan di altar pemujaan, mata panah yang digunakan untuk berburu hewan liar di masa Kerajaan Majapahit.
Beberapa barang rumah tangga milik kaum sultan Kerajaan Majapahit seperti Bokor Tempolong yang digunakan sebagai tempat ludah sirih di rumah-rumah kaum bangsawan.
Selanjutnya Bokor Pinggan digunakan sebagai tempat buah-buahan sesajen di kuil, hingga fragmen bokor sebagai tempat makanan atau benda kering, juga terpasang dipamerkan di ruangan museum.
Tak ketinggalan beberapa guci, kendi, dan tempat meminum air temuan dari masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Singasari. Koleksi ini tersimpan dalam dua buah ruangan besar yang dibatasi kaca. Total ada 71 jenis kendi yang dipamerkan.
"Yang paling banyak temuan kendi susu, ini digunakan diduga untuk upacara pengganti kamandanu, kamandanu dari perunggu ini dari tanah liat makanya yang dipilih kayak coraknya kayak payudara wanita," terangnya.
Amri menuturkan, bila kendi kamandalu itu jarang ditemukan. Sebab kendi ini juga susah ditemukan dan biasanya terdapat di pagoda-pagoda.
"Itu dari perunggu jarang sekali ditemukan. Carinya seperti pagoda airnya kayak naga untuk masyarakat bentuknya yang biasa," paparnya.
(shf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda