Cerita di Balik Nikmatnya Secangkir Kopi Arabika Jampit

Jum'at, 31 Juli 2020 - 15:33 WIB
"Setelah penjemuran, masuk ke gudang. Disana ada proses tempering. Kopi dibiakan di gudang minimal 24 jam baru bisa proses ayak untuk memisahkan biji kopi dari kulit tanduknya. Hasilnya kopi sama sekem," kata dia.



Proses ayak tersebut untuk memisahkan biji kopi berdasarkan ukurannya, yakni X,M,S dan SS. Sizing ini untuk mengelompokkan rata-rata ukuran supaya memudahkan proses roasting. Setelah dipisah sesuai ukuran, biji kopi di sortasi secara manual di meja khusus. Setiap meja ada empat orang yang mempunyai tugas masing-masing. Ada yang memisah kotoran, ranting atau glondong yang tidak kerebus atau krikil dan batu.

Orang kedua bertugas memisahkan kopi yang cacat, seperti kopi yang cacat berat hitam, biji hitam, biji coklat dan biji pecah. Orang ketiga dan keempat memiliki tugas hampir sama, yaitu memisahkan cacat ringan seperti lubang satu dan kopi kutul. "Keluar dari orang terakhir kopi sudah bersih dari cacat yang tidak diinginkan. Lalu dikemas dan siap dikirim ke gudang di Surabaya," tegasnya.

Gunadi menegaskan, kuwalitas kopi Arabika di Kalisat Jampit dari awal hingga saat ini masih terjaga. Setiap musim panen, pihaknya rutin melakukan uji cita rasa kopi Arabika di Laboratorium Quality Control. Pengujian tersebut untuk mengetahui kualitas kopi seperti citarasa jenis kopi, karakter dan kekhasan serta untuk mentedeteksi cacat cita rasa atau tidaknya hasil produksi.

Kopi Arabika hasil produksi dari perkebunan Kalisat Jampit ini cenderung memiliki Acidity tinggi, manis, fruity dan bodi medium. "Hingga saat ini kualitas kopi Arabika dari lahan tersebut tidak cacat dan masih terjaga aroma dan citarasanya," imbuhnya.

(Baca juga: 1.388 Peserta SKB CPNS Blitar Akan Diuji September )

Sementara itu, Asisten Kepala Kebun Kalisat Jampit, Hendro Setyo Wibowo, menjelaskan, produksi kopi Arabika di kebun Kalisat Jampit, Bondowoso mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Tahun ini Kapasitas panen direncanakan mampu memproduksi 711 ton sesuai dengan hasil taksasi yang dihitung. Naik dari jika dibandingkan produksi tahun lalu 669 ton terealisasi.

Hendro mengatakan, kopi Arabika Green Bean yang diproduksi di pabrik Kalisat Jampit 90 persen diperuntukkan untuk pasar ekspor ke sejumlah negaa seperti Jepang, Belanda, Italia, Amerika dan negara lainnya.

"Arabika Kalisat Jampit memiliki nilai jual yang cukup tinggi untuk ekpor. Satu kg kopi mentah atau green coffee beans dibandrol Rp80 ribu-90ribu. Sedangkan mutu lokal masih dikisaran Rp50 ribu-60 ribu/Kg," tandasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content