Imam Masykur, Pemuda Aceh yang Tewas Dianiaya Anggota Paspampres Ternyata Tulang Punggung Keluarga
Rabu, 30 Agustus 2023 - 07:34 WIB
BIREUEN - Imam Masykur, warga Desa Mon Klayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, meninggal dunia usai menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Mirisnya, Imam Masykur diculik dan dibunuh oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Praka RM.
Penculikan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur tersebut, juga melibatkan dua prajurit TNI AD, yakni Praka HS dari kesatuan Direktorat Topografi, dan Praka J dari satuan Kodam Iskandar Muda.
Almarhum Imam Masykur dikenal oleh para tetangganya, sebagai pribadi yang sangat baik dan berjiwa sosial tinggi. Almarhum sering berkecimpung dalam kegiatan sosial di desa, dan cepat akrab dengan siapa saja.
Bahkan, almarhum nekat meratau ke Jakarta, untuk mencari nafkah demi menghidupi kedua orang tua dan dua adiknya di kampung halaman. "Kedua orang tuanya sudah lanjut usia, dan tidak memiliki pekerjaan tetap," ujar Ketua Olah Raga Desa Mon Keulayu, Azhar.
Azhar menyebut, almarhum harus bekerja ke Jakarta, karena di desanya memang tidak banyak lapangan pekerjaan. "Almarhum Imam Masykur merupakan tulang punggung keluarga, untuk menafkahi kedua adik, dan ayah ibunya yang sudah tua. Dia orang yang sangat baik, dan selalu hadir dalam kegiatan sosial di desa," tuturnya.
Penculikan dan pembunuhan terhadap Imam Masykur tersebut, juga melibatkan dua prajurit TNI AD, yakni Praka HS dari kesatuan Direktorat Topografi, dan Praka J dari satuan Kodam Iskandar Muda.
Almarhum Imam Masykur dikenal oleh para tetangganya, sebagai pribadi yang sangat baik dan berjiwa sosial tinggi. Almarhum sering berkecimpung dalam kegiatan sosial di desa, dan cepat akrab dengan siapa saja.
Baca Juga
Bahkan, almarhum nekat meratau ke Jakarta, untuk mencari nafkah demi menghidupi kedua orang tua dan dua adiknya di kampung halaman. "Kedua orang tuanya sudah lanjut usia, dan tidak memiliki pekerjaan tetap," ujar Ketua Olah Raga Desa Mon Keulayu, Azhar.
Azhar menyebut, almarhum harus bekerja ke Jakarta, karena di desanya memang tidak banyak lapangan pekerjaan. "Almarhum Imam Masykur merupakan tulang punggung keluarga, untuk menafkahi kedua adik, dan ayah ibunya yang sudah tua. Dia orang yang sangat baik, dan selalu hadir dalam kegiatan sosial di desa," tuturnya.
(eyt)
tulis komentar anda