Indonesia Datangkan Vaksin COVID-19 dari China, Inggris, dan Korsel
Selasa, 28 Juli 2020 - 19:08 WIB
BANDUNG - Indonesia mendatangkan vaksin COVID-19 dari tiga negara, yakni China, Korea Selatan, dan Inggris. Namun baru vaksi dari China yang telah tiba di Indonesia dan siap dilakukan uji klinis terhadap relawan.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Pandemi COVID-19 Jabar Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jabar mengatakan, menurut Menko Perekonomian Erlangga Hartarto, Indonesia akan mendatangkan vaksin dari tiga negara, China, Korea Selatan, dan Inggris. (BACA JUGA: Sekolah di 257 Kecamatan Zona Hijau Boleh Gelar KBM Tatap Muka )
"Jadi tidak betul kalau hanya dari Tiongkok (China). Ini tolong digaris bawahi," Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, seusai rapat koordinasi Satgas COVID-19 di Mapolda Jabar, Selasa (28/7/2020). (BACA JUGA: Sanksi Denda Tak Pakai Masker Dimulai, 1 Pekan Ini Sosialisasi Dulu )
Agar vaksin COVID-19 itu bisa digunakan, ujar Kang Emil, harus diuji tiga kali. Dua kali uji klinis dilakukan di negara produsen dan satu kali di negara konsumen. (BACA JUGA: Polisi Kedepankan Sanksi Sosial daripada Denda Tak Pakai Masker )
"Nah China ini sudah melakukan dua kali tes di negaranya. Maka di negara konsumen (Indonesia), dilakukan tes ketiga. Sedangkan vaksin asal Korsel dan Inggris belum melakukan tes kedua. Sehingga vaksin tersebut belum datang ke Indonesia karena tes yang kedua belum dilakukan," kata Kang Emil.
Gubernur menuturkan, jadi kenapa vaksi dari China yang diuji klinis lebih dulu, karena vaksin tersebut telah dilakukan dua kali tes di negaranya.
"Pengadaan vaksin asal China kerja sama dengan Bio Farma. Dari Korea Selatan bekerja sama dengan Kalbe Farma. Kalau vaksin asal Inggris dengan Astro Zenika, namanya perusahaannya," tutur Gubernur.
Untuk tes ketiga vaksin asal China terseut, ungkap Kang Emil, butuh 1.600-an relawan. Yang memenuhi syarat menjadi relawan uji klinis vaksin itu bisa mendaftarkan diri. Relawan yang terdaftar akan diasuransikan.
"Namanya vaksin, bukan percobaan aneh-aneh. Ini hanya disuntik biasa. Terus dilihat imunitasnya meninggi atau menguat terhadap virus (Corona)," ungkap dia.
Kang Emil mengatakan, sampai saat ini angka reproduksi COVID-19 masih di bawah angka 1. Rata-rata dalam dua pekan terakhir 0,84. "Kalau tidak salah menandakan (angka reproduksi COVID-19 di Jabar) masih terkendali lah," tandas Kang Emil.
Gubernur Jabar mengklaim, testing COVID-19 di Jabar sudah sangat baik, di atas 15 ribu. Indeks testing sekarang ranking dua di luar Jakarta. Jumlah testing polymerase chain reaction (PCR) Jabar di angka 111.000.
"Saya ucapkan terima kasih untuk BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dengan bantuan mobil swab dan sebagainya. Mudah-mudahan Jabar bisa mengejar standar WHO, yaitu harus satu orang per 1.000 penduduk per pekan dites COVID. Jadi kalau di total-total 50.000 PCR per minggu," kata Gubernur.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Pandemi COVID-19 Jabar Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jabar mengatakan, menurut Menko Perekonomian Erlangga Hartarto, Indonesia akan mendatangkan vaksin dari tiga negara, China, Korea Selatan, dan Inggris. (BACA JUGA: Sekolah di 257 Kecamatan Zona Hijau Boleh Gelar KBM Tatap Muka )
"Jadi tidak betul kalau hanya dari Tiongkok (China). Ini tolong digaris bawahi," Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, seusai rapat koordinasi Satgas COVID-19 di Mapolda Jabar, Selasa (28/7/2020). (BACA JUGA: Sanksi Denda Tak Pakai Masker Dimulai, 1 Pekan Ini Sosialisasi Dulu )
Agar vaksin COVID-19 itu bisa digunakan, ujar Kang Emil, harus diuji tiga kali. Dua kali uji klinis dilakukan di negara produsen dan satu kali di negara konsumen. (BACA JUGA: Polisi Kedepankan Sanksi Sosial daripada Denda Tak Pakai Masker )
"Nah China ini sudah melakukan dua kali tes di negaranya. Maka di negara konsumen (Indonesia), dilakukan tes ketiga. Sedangkan vaksin asal Korsel dan Inggris belum melakukan tes kedua. Sehingga vaksin tersebut belum datang ke Indonesia karena tes yang kedua belum dilakukan," kata Kang Emil.
Gubernur menuturkan, jadi kenapa vaksi dari China yang diuji klinis lebih dulu, karena vaksin tersebut telah dilakukan dua kali tes di negaranya.
"Pengadaan vaksin asal China kerja sama dengan Bio Farma. Dari Korea Selatan bekerja sama dengan Kalbe Farma. Kalau vaksin asal Inggris dengan Astro Zenika, namanya perusahaannya," tutur Gubernur.
Untuk tes ketiga vaksin asal China terseut, ungkap Kang Emil, butuh 1.600-an relawan. Yang memenuhi syarat menjadi relawan uji klinis vaksin itu bisa mendaftarkan diri. Relawan yang terdaftar akan diasuransikan.
"Namanya vaksin, bukan percobaan aneh-aneh. Ini hanya disuntik biasa. Terus dilihat imunitasnya meninggi atau menguat terhadap virus (Corona)," ungkap dia.
Kang Emil mengatakan, sampai saat ini angka reproduksi COVID-19 masih di bawah angka 1. Rata-rata dalam dua pekan terakhir 0,84. "Kalau tidak salah menandakan (angka reproduksi COVID-19 di Jabar) masih terkendali lah," tandas Kang Emil.
Gubernur Jabar mengklaim, testing COVID-19 di Jabar sudah sangat baik, di atas 15 ribu. Indeks testing sekarang ranking dua di luar Jakarta. Jumlah testing polymerase chain reaction (PCR) Jabar di angka 111.000.
"Saya ucapkan terima kasih untuk BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dengan bantuan mobil swab dan sebagainya. Mudah-mudahan Jabar bisa mengejar standar WHO, yaitu harus satu orang per 1.000 penduduk per pekan dites COVID. Jadi kalau di total-total 50.000 PCR per minggu," kata Gubernur.
(awd)
tulis komentar anda