Dicurhati Remaja dari Aceh hingga Papua, Ganjar Ingin Lebih Banyak Orang Dengar Suara Anak-anak
Jum'at, 21 Juli 2023 - 14:18 WIB
Pada tahun 2022 ada 228 kasus pernikahan usia anak. Hal itu terjadi karena masalah ekonomi, pendidikan, dan paksaan orang tua. Maka dari itu forum anak harus bisa ikut menyuarakan dan berkampanye agar perkawinan dini dapat dicegah.
"Pastinya saya akan mengajak kepada mereka untuk melaporkan permasalahannya kepada yang berwenang. Masih banyak kawan di Purworejo yang belum tahu kalau bisa menyampaikan apa hak dan apa yang mereka inginkan dan sampaikan," kata Nayla saat ditanya Ganjar tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasi persoalan itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, apa yang disampaikan oleh ketiga anak dari Aceh, Papua, dan Jawa Tengah itu merupakan sampel tentang persoalan yang masih terjadi di sekitarnya.
Kemudian pada forum anak nasional ini perwakilan anak-anak dari seluruh Indonesia akan merumuskan seluruh persoalan. Rumusan itu nanti akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tadi kita ambil sampel. Ternyata ada kekerasan terhadap anak, perkawinan dini, dan akses sekolah. Inilah yang menjadi perhatian kita bahwa anak-anak ini memang harus dibukakan ruang agar mereka berbicara dan menyampaikan aspirasi untuk anak-anak seusia mereka," kata Ganjar usai acara.
Khusus di Jawa Tengah sendiri, lanjut Ganjar, anak-anak telah diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasinya. Salah satunya adalah melibatkan perwakilan forum anak dalam musrenbang. Tujuannya adalah agar lebih banyak orang mendengarkan suara dari anak-anak.
"Maka kenapa di Jawa Tengah selalu coba kita dorong agar setiap Musrenbang mereka terlibat, mereka ikut, sebenarnya agar lebih banyak orang mendengarkan. Ternyata suara itu jauh di sudut-sudut Indonesia sama kenyataan yang terjadi dan ini menjadi perhatian kita. Mudah-mudahan semua pengambil keputusan agar mendengarkan suara forum anak," kata Ganjar yang datang bersama istri sekaligus Bunda Forum Anak Jawa Tengah, Siti Atikoh.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh anak-anak itu merupakan realitas yang saat ini masih terjadi.
Terkait perkawinan dini itu banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk salah satunya adalah budaya. Untuk itu pendampingan yang diberikan harus adil dan peran orangtua menjadi penting di sini.
"Berkaitan dengan kekerasan seksual memang menjadi PR kita. Tidak ada hari tanpa ada isu kekerasan seksual. Dan benar bahwa di Aceh Barat terjadi banyak kekerasan dengan korban anak di bawah umur," katanya.
"Pastinya saya akan mengajak kepada mereka untuk melaporkan permasalahannya kepada yang berwenang. Masih banyak kawan di Purworejo yang belum tahu kalau bisa menyampaikan apa hak dan apa yang mereka inginkan dan sampaikan," kata Nayla saat ditanya Ganjar tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasi persoalan itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, apa yang disampaikan oleh ketiga anak dari Aceh, Papua, dan Jawa Tengah itu merupakan sampel tentang persoalan yang masih terjadi di sekitarnya.
Kemudian pada forum anak nasional ini perwakilan anak-anak dari seluruh Indonesia akan merumuskan seluruh persoalan. Rumusan itu nanti akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tadi kita ambil sampel. Ternyata ada kekerasan terhadap anak, perkawinan dini, dan akses sekolah. Inilah yang menjadi perhatian kita bahwa anak-anak ini memang harus dibukakan ruang agar mereka berbicara dan menyampaikan aspirasi untuk anak-anak seusia mereka," kata Ganjar usai acara.
Khusus di Jawa Tengah sendiri, lanjut Ganjar, anak-anak telah diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasinya. Salah satunya adalah melibatkan perwakilan forum anak dalam musrenbang. Tujuannya adalah agar lebih banyak orang mendengarkan suara dari anak-anak.
"Maka kenapa di Jawa Tengah selalu coba kita dorong agar setiap Musrenbang mereka terlibat, mereka ikut, sebenarnya agar lebih banyak orang mendengarkan. Ternyata suara itu jauh di sudut-sudut Indonesia sama kenyataan yang terjadi dan ini menjadi perhatian kita. Mudah-mudahan semua pengambil keputusan agar mendengarkan suara forum anak," kata Ganjar yang datang bersama istri sekaligus Bunda Forum Anak Jawa Tengah, Siti Atikoh.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh anak-anak itu merupakan realitas yang saat ini masih terjadi.
Terkait perkawinan dini itu banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk salah satunya adalah budaya. Untuk itu pendampingan yang diberikan harus adil dan peran orangtua menjadi penting di sini.
"Berkaitan dengan kekerasan seksual memang menjadi PR kita. Tidak ada hari tanpa ada isu kekerasan seksual. Dan benar bahwa di Aceh Barat terjadi banyak kekerasan dengan korban anak di bawah umur," katanya.
tulis komentar anda