Bantaeng Lolos Top 45 Inovasi Layanan Publik Kemenpan-RB
Selasa, 28 Juli 2020 - 13:20 WIB
Sampai saat ini setiap dusun memiliki satu bidan desa yang kata Iwan berstatus non ASN. Penempatan bidan desa ditetapkan sesuai domisili. 90 persen bidan mengabdi di kampungnya sendiri. Selebihnya diambil dari luar.
Iwan Setiawan memaparkan ada enam warna 'Bendera Saskia'. Bendera ini dipasang di depan rumah warga. Bendera hijau sebagai penanda ibu hamil tiga bulan pertama.
Bendera biru menandakan ibu hamil usia empat sampai lima bulan atau trimester kedua. Bendera pink untuk usia kehamilan tujuh sampai sembilan bulan atau trimester ketiga.
Bendera merah penanda sasaran beresiko tinggi. Warna merah kata Iwan dipasang sejak awal kehamilan sebagai tanda bahwa ibu hamil dalam resiko tinggi.
Bendera kuning menandakan anak bayi yang tidak datang ke posyandu untuk diimunisasi. Sedangkan bendera ungu menjadi tanda bagi bayi maupun balita dengan status gizi kurang dan kurang gizi. "Tujuan dari bendera ini untuk memudahkan petugas kesehatan di lapangan," kata dia.
Bendera ini mendapatkan partisipasi yang cukup bagus dari masyarakat. Utamanya dari Pemerintah Desa dan PKK. Partisipasi itu diberikan kepada ibu hamil beresiko tinggi. Lalu bayi kurang gizi dan gizi kurang mendapatkan makanan tambahan dari Pemerintah Desa.
"Jadi masyarakat bisa tahu kondisi (ibu hamil dan anak) hanya dengan cara melihat bendera itu. Alhamdulillah saat ini semua persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan," kata dia.
Di masa pandemi covid-19 sendiri, para Bidan dilengkapi APD lengkap dalam melakukan penanganan dan pelayanan. "Alhamdulillah saat ini angka kematian bayi dan ibu berada pada angka nol," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan, berharap inovasi bendera saskia dapat memicu munculnya inovasi-inovasi yang baru.
Iwan Setiawan memaparkan ada enam warna 'Bendera Saskia'. Bendera ini dipasang di depan rumah warga. Bendera hijau sebagai penanda ibu hamil tiga bulan pertama.
Bendera biru menandakan ibu hamil usia empat sampai lima bulan atau trimester kedua. Bendera pink untuk usia kehamilan tujuh sampai sembilan bulan atau trimester ketiga.
Bendera merah penanda sasaran beresiko tinggi. Warna merah kata Iwan dipasang sejak awal kehamilan sebagai tanda bahwa ibu hamil dalam resiko tinggi.
Bendera kuning menandakan anak bayi yang tidak datang ke posyandu untuk diimunisasi. Sedangkan bendera ungu menjadi tanda bagi bayi maupun balita dengan status gizi kurang dan kurang gizi. "Tujuan dari bendera ini untuk memudahkan petugas kesehatan di lapangan," kata dia.
Bendera ini mendapatkan partisipasi yang cukup bagus dari masyarakat. Utamanya dari Pemerintah Desa dan PKK. Partisipasi itu diberikan kepada ibu hamil beresiko tinggi. Lalu bayi kurang gizi dan gizi kurang mendapatkan makanan tambahan dari Pemerintah Desa.
"Jadi masyarakat bisa tahu kondisi (ibu hamil dan anak) hanya dengan cara melihat bendera itu. Alhamdulillah saat ini semua persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan," kata dia.
Di masa pandemi covid-19 sendiri, para Bidan dilengkapi APD lengkap dalam melakukan penanganan dan pelayanan. "Alhamdulillah saat ini angka kematian bayi dan ibu berada pada angka nol," tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan, berharap inovasi bendera saskia dapat memicu munculnya inovasi-inovasi yang baru.
tulis komentar anda