Bantul Kembali Diguncang Gempa, BMKG: Sudah Ada 60 Susulan
Senin, 03 Juli 2023 - 11:01 WIB
Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorawati Karnawati menyebut pemicu gempa bumi magnitudo 6.0 di Bantul karena adanya tumbukan lempeng samudra indo-australia atau samudra hindia di bawah lempeng eurasia atau di bawah Pulau Jawa.
Gempa bakal terus terjadi karena lempeng masih aktif. ”Nah itu maka ada enersi yang terlepas akibat tumbukan tadi dipicu oleh adanya bagian yang patah dari proses tumbukan tadi,” katanya saat mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Namun, lanjut dia, karena bebatuannya yang cukup terjal maka gempa-gempa susulan ini relatif jumlahnya. Saat ini, gempa susulan sudah tidak banyak, semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah.
Tren gempa susulan setelah gempa kemarin memang terus mengalami penurunan dan semakin jarang. Dimana selang waktunya semakin jarang dan kekuatannya melemah sampai terendah 2,8 itu. Gempa itu tidak dirasakan manusia, hanya dirasakan alat saja.
Dwikorawati menambahkan gempa lain bisa saja terjadi karena potensi zona subduksi selatan laut jawa yang saat ini terus saja aktif. Beberapa kejadian gempa tidak hanya di wilayah selatan DIY, Tetap di beberapa titik itu terus terjadi.
Karenanya gempa semacam ini kemungkinan masih akan terjadi lagi, karena memang zonanya aktif. Namun kekuatannya belum bisa diprediksi. Pihaknya memprediksi yang tertinggi itu misalnya yang megathust, kekuatannya sampai Magnitudo 8,8.
"Itu Kemungkinan yang tertinggi. Tapi semoga tidak terjadi. Kemungkinan ada, potensi ada. potensinya masih ada lah, masih aktif,"ujar dia.
Gempa bakal terus terjadi karena lempeng masih aktif. ”Nah itu maka ada enersi yang terlepas akibat tumbukan tadi dipicu oleh adanya bagian yang patah dari proses tumbukan tadi,” katanya saat mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Namun, lanjut dia, karena bebatuannya yang cukup terjal maka gempa-gempa susulan ini relatif jumlahnya. Saat ini, gempa susulan sudah tidak banyak, semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah.
Tren gempa susulan setelah gempa kemarin memang terus mengalami penurunan dan semakin jarang. Dimana selang waktunya semakin jarang dan kekuatannya melemah sampai terendah 2,8 itu. Gempa itu tidak dirasakan manusia, hanya dirasakan alat saja.
Dwikorawati menambahkan gempa lain bisa saja terjadi karena potensi zona subduksi selatan laut jawa yang saat ini terus saja aktif. Beberapa kejadian gempa tidak hanya di wilayah selatan DIY, Tetap di beberapa titik itu terus terjadi.
Karenanya gempa semacam ini kemungkinan masih akan terjadi lagi, karena memang zonanya aktif. Namun kekuatannya belum bisa diprediksi. Pihaknya memprediksi yang tertinggi itu misalnya yang megathust, kekuatannya sampai Magnitudo 8,8.
"Itu Kemungkinan yang tertinggi. Tapi semoga tidak terjadi. Kemungkinan ada, potensi ada. potensinya masih ada lah, masih aktif,"ujar dia.
(ams)
tulis komentar anda