3 Sultan Mataram Islam dengan Masa Jabatan Terlama, Ada yang Sampai 32 Tahun
Minggu, 09 April 2023 - 12:39 WIB
Sunan Tegal Arum merupakan putra dari Sultan Agung, sehingga dirinya menjadi Sultan Mataram Islam yang keempat. Tidak berbeda jauh dengan sang ayah, sultan yang satu ini juga menjabat dengan waktu yang lama. Dirinya menjabat selama 31 tahun yakni dimulai pada tahun 1646 hingga 1677.
Pada saat menjadi Sultan Mataram Islam, pemilik nama asli Raden Mas Sayidin ini menjalankan sikap pemerintahan yang berbeda dengan ayahnya. Dia mencoba menjalin hubungan baik dengan pihak kolonial Belanda.
Hal itu dilakukannya untuk menjaga keamanan Kerajaan Mataram Islam. Alih-alih menjaga keamanan, Amangkurat I malah terjerat kasus skandal yang mengakibatkan pembunuhan dan penindasan terhadap rakyat beserta keluarganya.
Atas kejadian tersebut sebagian masyarakat benci terhadap keputusan sang raja, sehingga pemberontakan pun tidak terbedungkan. Pemberontakan inilah yang kemudian membuat Amangkurat melarikan diri dan meninggal.
3. Sultan Amral (Amangkurat II) (H2)
Sultan Amral atau Amangkurat II merupakan putra dari Amangkurat I. Dirinya telah menjadi Sultan Mataram Islam dalam kurun waktu yang cukup lama yakni 26 tahun terhitung dari tahun 1677 hingga 1703.
Pemilik nama asli Raden Mas Rahmat ini pada era pemerintahannya tidak jauh berbeda dengan sang ayah. Dirinya dikisahkan sebagai sunan yang berhati lemah dan mudah dipengaruhi oleh VOC.
Baca: Wisata Religi Sumenep yang Wajib Dikunjungi Selama Ramadan.
Sehingga seluruh pemerintahannya pun sebagian besar dibantu oleh VOC termasuk dalam perlawanan balik kepada pasukan pemberontakan Trunajaya. Setelah berhasil menumpas berbagai pemberontakan, Amangkurat II pun hilang rasa hormat dan tidak lagi bergantung pada VOC.
Ditambah lagi dirinya bersekongkol dengan kerajaan jawa yang lainnya seperti Cirebon Johor, Palembang dan juga Inggris untuk memerangi VOC. Sikap tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan Amangkurat II meninggal pada saat berusaha memperbaiki hubungan dengan pihak penjajah itu.
Pada saat menjadi Sultan Mataram Islam, pemilik nama asli Raden Mas Sayidin ini menjalankan sikap pemerintahan yang berbeda dengan ayahnya. Dia mencoba menjalin hubungan baik dengan pihak kolonial Belanda.
Hal itu dilakukannya untuk menjaga keamanan Kerajaan Mataram Islam. Alih-alih menjaga keamanan, Amangkurat I malah terjerat kasus skandal yang mengakibatkan pembunuhan dan penindasan terhadap rakyat beserta keluarganya.
Atas kejadian tersebut sebagian masyarakat benci terhadap keputusan sang raja, sehingga pemberontakan pun tidak terbedungkan. Pemberontakan inilah yang kemudian membuat Amangkurat melarikan diri dan meninggal.
3. Sultan Amral (Amangkurat II) (H2)
Sultan Amral atau Amangkurat II merupakan putra dari Amangkurat I. Dirinya telah menjadi Sultan Mataram Islam dalam kurun waktu yang cukup lama yakni 26 tahun terhitung dari tahun 1677 hingga 1703.
Pemilik nama asli Raden Mas Rahmat ini pada era pemerintahannya tidak jauh berbeda dengan sang ayah. Dirinya dikisahkan sebagai sunan yang berhati lemah dan mudah dipengaruhi oleh VOC.
Baca: Wisata Religi Sumenep yang Wajib Dikunjungi Selama Ramadan.
Sehingga seluruh pemerintahannya pun sebagian besar dibantu oleh VOC termasuk dalam perlawanan balik kepada pasukan pemberontakan Trunajaya. Setelah berhasil menumpas berbagai pemberontakan, Amangkurat II pun hilang rasa hormat dan tidak lagi bergantung pada VOC.
Ditambah lagi dirinya bersekongkol dengan kerajaan jawa yang lainnya seperti Cirebon Johor, Palembang dan juga Inggris untuk memerangi VOC. Sikap tersebut akhirnya diketahui oleh VOC dan Amangkurat II meninggal pada saat berusaha memperbaiki hubungan dengan pihak penjajah itu.
tulis komentar anda