Perkuat Sejarah Islam, Rembang Bangun Museum Santri Nusantara

Minggu, 19 Juli 2020 - 15:02 WIB
Proses pembangunan Museum Santri Nusantara di sebelah selatan Masjid Jami’ Lasem, Minggu (19/7/2020). Foto/Ist
REMBANG - Lasem, Rembang , akan memiliki sebuah museum yang cukup fenomenal, karena lembaran kitab suci Alquran yang berjumlah 30 Juz, nantinya diwujudkan dalam bentuk kaligrafi kayu mirip lembaran daun pintu sebanyak 300 lebih.

Namanya Museum Santri Nusantara, berada di sebelah selatan Masjid Jami’ Lasem. Hingga Minggu, (19/7/2020) proses pembangunannya masih berlangsung. (Baca juga: Lasem, Lokasi Pendaratan Pertama Orang Tionghoa di Pulau Jawa )





Pustakawan di Masjid Jami’ Lasem, Abdullah Hamid, memperkirakan pembangunan Museum Santri Nusantara saat ini mencapai 70%. Kelak kaligrafi kayu ayat-ayat kitab suci Alquran per halaman, yang jumlahnya sangat banyak tersebut, akan ditempatkan di lantai 3 museum.

“Bisa dibayangkan betapa banyaknya, lantai III penuh dengan daun pintu berisi ayat-ayat Alquran, sehingga membutuhkan tenaga dan biaya yang banyak juga. Dari segi anggaran, dengan segala ikhtiar insya Allah bisa. Tapi kalau ada masyarakat ingin memberikan kontribusi, kami persilakan,“ kata dia. (Baca juga: Rapid Test di Pasar Hewan Rembang, Tiga Orang Reaktif )

Sedangkan lantai 2 museum sebagai tempat benda-benda bersejarah yang sudah ditemukan selama ini. Seperti mustoqo Masjid, kayu dodo peksi kuno Masjid Lasem dan beragam benda lain. Untuk lantai I, sudah berdiri lebih dulu setahun lalu, difungsikan sebagai mandi cuci kakus (MCK), perkantoran dan gudang.

“Lantai 2 dan 3 ini dibangun mulai awal tahun 2020. Jika masyarakat Lasem punya peninggalan bersejarah, monggo kalau mau dikontribusikan guna menambah perbendaharaan museum,“ kata Abdullah.

Abdullah Hamid mengatakan, bentuk Museum Santri Nusantara menggabungkan antara bangunan rumah gadang, khas Sumatera Barat, dengan rumah adat Jawa. Hal itu terinspirasi oleh tokoh ulama Lasem, Kiai Ma’shum yang merupakan keturunan Sultan Minangkabau, dan Kiai Baidhlowi, keturunan ningrat Jawa.

“Kami padukan rumah gadang dan rumah joglo. Bahkan untuk mengetahui lebih detail rumah gadang, kami sempat langsung berkunjung ke Sumatera Barat,“ kata dia.

Keberadaan museum itu diharapkan bisa melestarikan peninggalan sejarah Islam di wilayah Lasem dan sekitarnya. Tapi dia berharap pihak-pihak terkait ikut membantu, karena bagaimanapun pengelolaan museum tidak hanya fisik bangunan, tetapi juga perlu pengisian barang, promosi dan edukasi.

“Kami akui pembangunan fisik relatif mudah ya, tapi yang sulit kan mengisi dan merawatnya. Semua ini butuh dukungan moril masyarakat dan pemerintah,“ kata Abdullah.

Menurut dia, untuk mewujudkan museum yang ideal, ditaksir membutuhkan anggaran Rp2,5 miliar. “Doakan prosesnya lancar, semoga tahun ini bisa selesai,“ pungkas dia.
(nth)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content