Peristiwa Mencekam Usai Supersemar, 15 Menteri Bung Karno dan Perwira Militer Ditangkap

Minggu, 12 Maret 2023 - 06:50 WIB
“Mereka yang diculik kemudian diserahkan ke Markas KOSTRAD”. Dalam waktu dua hari itu, yakni 16-17 Maret 1966 KAMI dan KAPPI terus melakukan aksi demonstrasi.

Dalam aksinya massa meneriakkan desakan kepada Soeharto untuk segera mempercepat langkah. Atas desakan massa, pada 18 Maret 1966, Soeharto menerbitkan Surat Perintah No 5/1966 yang intinya menangkap para menteri pemerintahan Soekarno.

Daftar menteri yang harus diringkus ada 15 orang, termasuk di antaranya Wakil Perdana Menteri I merangkap Menteri Luar Negeri Subandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh.

Semuanya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Menteri Irigasi dan Pembangunan Masyarakat Desa Surachman berhasil meloloskan diri. Surachman yang melakukan perlawanan tewas dalam operasi Trisula ABRI di Blitar Selatan Jawa Timur tahun 1968.

Selain jajaran menteri, penangkapan juga dilakukan kepada sejumlah perwira tinggi militer yang dinilai dekat dengan Bung Karno. Di antaranya adalah Mayor Jenderal Pranoto Reksosamudro, yakni pengganti Jenderal Ahmad Yani.

Kemudian juga Mayor Jenderal Mursjid dan Brigadir Jenderal Suadi. Sebagaimana Pranoto, Mursjid pernah dipilih Bung Karno untuk menggantikan kedudukan Jenderal A Yani.

Sedangkan Suadi merupakan orang yang melapor kepada Bung Karno tentang adanya pasukan RPKAD yang mengepung Istana Negara sebelum sidang Kabinet 11 Maret 1966 digelar.

Soeharto yang didukung Jenderal A.H Nasution telah menyiapkan kekuatan sekaligus langkah-langkah yang matang. Di lapangan, sejumlah perwira tinggi militer AD terus menjaga komunikasinya dengan jaringan mahasiswa.

Mereka di antaranya adalah Kepala Staf KOSTRAD Brigadir Jenderal Kemal Idris, Panglima Siliwangi Dharsono, Komandan RPKAD Sarwo Edhie, Kepala Staf Komando Daerah Militer Jakarta A.J Witono dan Letnan Kolonel Urip Widodo dari Komando Daerah Militer Jakarta.

Sebagai pukulan terakhir terhadap kekuasaan politik Bung Karno, Jenderal Nasution didukung Soeharto untuk diangkat menjadi Ketua MPRS pada Juli 1966.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More