Peristiwa Mencekam Usai Supersemar, 15 Menteri Bung Karno dan Perwira Militer Ditangkap

Minggu, 12 Maret 2023 - 06:50 WIB
Presiden Soekarno dan Soeharto. Foto: Istimewa
BLITAR - Sehari setelah menerima Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret 1966, Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto langsung membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta seluruh organisasi yang berafiliasi di dalamnya.

Langkah pembubaran PKI oleh Soeharto dibarengi dengan gerakan show of force atau pamer kekuatan militer Angkatan Darat (AD).

Pasukan KOSTRAD yang terdiri dari Brigade Para III KOSTRAD Yon (batalyon) 314, Yon 315 Siliwangi, Yon Raiders Kujang 328, Yon Infantri 527 Brawijaya, Brigade Kavaleri KOSTRAD, Yon Artileri KOSTRAD dan Penerbad, dikerahkan.

“Pameran kekuatan itu bertujuan untuk membungkam Soekarno supaya tidak bereaksi terhadap pembubaran PKI,” demikian dikutip dari buku Naiknya Para Jenderal (2000).

Terbitnya Supersemar membuat Presiden Soekarno lumpuh secara politik. Dengan langkah cepat dan sekaligus sistematis, seluruh kekuatan politik di sekeliling Bung Karno dipreteli.



Baca juga: Detik-detik Menegangkan Terbitnya Supersemar, Soeharto Sakit Tenggorokan dan Bung Karno Tinggalkan Rapat Kabinet

Tiga hari setelah PKI dibubarkan, yakni 16 Maret 1966 tiba-tiba muncul gerakan penculikan yang dilakukan sejumlah pelajar yang tergabung dalam KAPPI dan mahasiswa dalam Laskar Arif Rahman Hakim.

Mereka menculik Ketua DPRGR I Gusti Gede Subamia, Menteri Kehakiman Astra Winata, Menteri Negara yang juga Sekjen Front Nasional Sudibjo dan Menteri Koordinator Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Prijono.

Oei Tjoe Tat (Menteri Negara) dan Jusuf Muda Dalam (Menteri Bank Sentral dan Gubernur Bank Indonesia) yang juga termasuk dalam daftar yang harus diculik, sempat berhasil meloloskan diri.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More