Siasat Licik Sultan Agung, Gunakan Wabah Kolera untuk Habisi Jenderal VOC
Sabtu, 25 Februari 2023 - 05:00 WIB
Kegagalan serangan pada 1628 diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang dan Cirebon. VOC yang menggunakan mata-mata, Tumenggung Endranata, berhasil menemukan dan memusnahkan semua lumbung beras tersebut.
Pasukan Mataram yang kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera yang melanda, kembali mengalami kekalahan. Namun, pasukan Sultan Agung berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia.
Meski Mataram gagal menaklukkan Batavia, tapi JP Coen tewas pada 20 atau 21 Desember 1629, beberapa hari setelah penyerangan itu. Gubernur Jenderal VOC itu meninggal akibat menjadi korban wabah kolera.
Jasad Coen dimakamkan di Stadhius (kini Museum Sejarah Jakarta) lalu dipindahkan ke de Oude Hollandsche Kerk (kini Museum Wayang). Namun, beberapa sejarahwan meragukan jasad Coen terdapat di tempat tersebut.
Namun, ada versi lain yang menyebutkan JP Coen berhasil diculik oleh laskar Mataram di tengah berkecamuknya pertempuran. Kemudian tubuh JP Coen dipotong-potong menjadi beberapa bagian.
Kabarnya bagian kaki kemudian dikubur di daerah Bendungan Hilir, Jakarta. Kepalanya yang dipenggal lantas dikirim ke Mataram. Kepala itu dikubur di bawah salah satu kaki tangga di kompleks Makam Imogiri. Ini dimaksudkan agar setiap orang yang menaiki tangga menginjak makam JP Coen, sebagai bentuk penghinaan.
Ada sekitar 409 anak tangga di kompleks makam Imogiri dan menjelang puncak menuju makam terdapat undakan batu tidak rata yang mesti diinjak pengunjung.
Di bawah batu undakan anak tangga itulah, konon ditanam sosok penuh teka-teki. Versi pertama menyebutkan sosok yang dimakamkan di deretan anak-anak tangga tadi adalah Tumenggung Endranata.
Dia adalah sosok pengkhianat saat Sultan Agung, Raja Mataram mengadakan penyerangan ke Batavia pada 1629. Tumenggung inilah memberi tahu pasukan VOC soal lumbung pangan tentara Mataram dan rencana penyerbuan Sultan Agung.
Hukuman bagi Tumenggung Endranata adalah tubuh dipancung tiga dan ditanam di beberapa bagian anak tangga menuju makam para raja Imogiri. Yaitu mengarah ke Gapura Supit Urang, di bagian gapura, serta kolam di sisi kanan.
Pasukan Mataram yang kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera yang melanda, kembali mengalami kekalahan. Namun, pasukan Sultan Agung berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera melanda Batavia.
Meski Mataram gagal menaklukkan Batavia, tapi JP Coen tewas pada 20 atau 21 Desember 1629, beberapa hari setelah penyerangan itu. Gubernur Jenderal VOC itu meninggal akibat menjadi korban wabah kolera.
Jasad Coen dimakamkan di Stadhius (kini Museum Sejarah Jakarta) lalu dipindahkan ke de Oude Hollandsche Kerk (kini Museum Wayang). Namun, beberapa sejarahwan meragukan jasad Coen terdapat di tempat tersebut.
Namun, ada versi lain yang menyebutkan JP Coen berhasil diculik oleh laskar Mataram di tengah berkecamuknya pertempuran. Kemudian tubuh JP Coen dipotong-potong menjadi beberapa bagian.
Kabarnya bagian kaki kemudian dikubur di daerah Bendungan Hilir, Jakarta. Kepalanya yang dipenggal lantas dikirim ke Mataram. Kepala itu dikubur di bawah salah satu kaki tangga di kompleks Makam Imogiri. Ini dimaksudkan agar setiap orang yang menaiki tangga menginjak makam JP Coen, sebagai bentuk penghinaan.
Ada sekitar 409 anak tangga di kompleks makam Imogiri dan menjelang puncak menuju makam terdapat undakan batu tidak rata yang mesti diinjak pengunjung.
Di bawah batu undakan anak tangga itulah, konon ditanam sosok penuh teka-teki. Versi pertama menyebutkan sosok yang dimakamkan di deretan anak-anak tangga tadi adalah Tumenggung Endranata.
Dia adalah sosok pengkhianat saat Sultan Agung, Raja Mataram mengadakan penyerangan ke Batavia pada 1629. Tumenggung inilah memberi tahu pasukan VOC soal lumbung pangan tentara Mataram dan rencana penyerbuan Sultan Agung.
Hukuman bagi Tumenggung Endranata adalah tubuh dipancung tiga dan ditanam di beberapa bagian anak tangga menuju makam para raja Imogiri. Yaitu mengarah ke Gapura Supit Urang, di bagian gapura, serta kolam di sisi kanan.
tulis komentar anda