Akibat Corona 540.000 Warga Jabar Jatuh miskin, Ridwan Kamil: Saya Tidak Kaget
Kamis, 16 Juli 2020 - 13:06 WIB
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku tidak kaget dengan laporan yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan selama pandemi COVID-19, sebanyak 540.000 warganya jatuh miskin.
Diketahui, berdasarkan laporan BPS, penduduk miskin Jabar per Maret 2020 menjadi 3,92 juta orang atau 7,88% dari total populasi di Jabar. Jumlah penduduk miskin di Jabar tercatat naik 1,06% atau bertambah sekitar 540.000 orang dibanding September 2019 sebanyak 3,38 juta orang.
"(Saya) tidak kaget, oleh COVID-19 semua terdampak," ujar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (16/7/2020). (BACA JUGA: 7 dari 30 Kecamatan di Bandung Nihil Kasus Positif Aktif COVID-19)
Disinggung upaya dan strateginya untuk mengatasi persoalan tersebut, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, program bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak COVID-19 menjadi salah satu upaya yang telah dilakukan pihaknya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. "Bansos itu instrumen untuk meningkatkan daya beli," katanya.
Upaya lainnya, kata dia, pihaknya bakal menyerap ribuan warga miskin baru tersebut menjadi pekerja di proyek-proyek fisik Pemprov Jabar, minimal hingga Desember 2020 mendatang.
"Jadi, nanti kita serap yang jatuh jatuh (miskin) itu ke (proyek) padat-padat karya, minimal selama (pandemi) Covid-19 melalui belanja pemerintah daerah, sampai Desember menjadi pekerja pekerjaan fisik padat karya," jelasnya.
Bahkan, lanjut Kang Emil, hingga saat ini, sedikitnya 50.000 warga miskin baru di Jabar telah dipekerjakan di proyek-proyek padat karya, khususnya di desa-desa. (BACA JUGA: Nyamar Jadi Teknisi Vendor, Komplotan Ini Jarah Tower Seluler)
"Sudah 50.000 warga miskin baru ini dipekerjakan, ada datanya melalui pembangunan padat karya di desa," sebutnya.
Kang Emil menambahkan, fenomena bertambahnya warga miskin baru di Jabar tersebut tak lepas dari kondisi dimana 40% warga Jabar memang berstatus rawan miskin.
"Dia datang dari perbatasan (miskin dan rawan miskin), yang miskin 25% yang rawan 40%, gara gara Covid-19, jadi jatuh (miskin)," tandasnya.
Diketahui, berdasarkan laporan BPS, penduduk miskin Jabar per Maret 2020 menjadi 3,92 juta orang atau 7,88% dari total populasi di Jabar. Jumlah penduduk miskin di Jabar tercatat naik 1,06% atau bertambah sekitar 540.000 orang dibanding September 2019 sebanyak 3,38 juta orang.
"(Saya) tidak kaget, oleh COVID-19 semua terdampak," ujar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (16/7/2020). (BACA JUGA: 7 dari 30 Kecamatan di Bandung Nihil Kasus Positif Aktif COVID-19)
Disinggung upaya dan strateginya untuk mengatasi persoalan tersebut, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, program bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak COVID-19 menjadi salah satu upaya yang telah dilakukan pihaknya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. "Bansos itu instrumen untuk meningkatkan daya beli," katanya.
Upaya lainnya, kata dia, pihaknya bakal menyerap ribuan warga miskin baru tersebut menjadi pekerja di proyek-proyek fisik Pemprov Jabar, minimal hingga Desember 2020 mendatang.
"Jadi, nanti kita serap yang jatuh jatuh (miskin) itu ke (proyek) padat-padat karya, minimal selama (pandemi) Covid-19 melalui belanja pemerintah daerah, sampai Desember menjadi pekerja pekerjaan fisik padat karya," jelasnya.
Bahkan, lanjut Kang Emil, hingga saat ini, sedikitnya 50.000 warga miskin baru di Jabar telah dipekerjakan di proyek-proyek padat karya, khususnya di desa-desa. (BACA JUGA: Nyamar Jadi Teknisi Vendor, Komplotan Ini Jarah Tower Seluler)
"Sudah 50.000 warga miskin baru ini dipekerjakan, ada datanya melalui pembangunan padat karya di desa," sebutnya.
Kang Emil menambahkan, fenomena bertambahnya warga miskin baru di Jabar tersebut tak lepas dari kondisi dimana 40% warga Jabar memang berstatus rawan miskin.
"Dia datang dari perbatasan (miskin dan rawan miskin), yang miskin 25% yang rawan 40%, gara gara Covid-19, jadi jatuh (miskin)," tandasnya.
(vit)
tulis komentar anda