Megah! Begini Penampakan Istana Majapahit di Trowulan Hasil Artificial Intelligence
Sabtu, 18 Februari 2023 - 21:25 WIB
"Pastor Ordorico Mattiuzzi yang hidup pada tahun 1286-1331 tersebut, sempat membuat catatan singkat tentang kehidupan masyarakat Jawa. Pastor Mattiuzzi merupakan biarawan dari Ordo Fransiskan. Biarawan asal Asisi ini, diberi tugas Paus Yohanes XII mengunjungi Rusia Selatan, India, dan China," tulis penakatolik.com.
Perjalanan Pastor Mattiuzzi dimulai dengan kapal dari Venesia. Selama perjalanan sempat singgah di Pelabuhan Konstatinopel, Teluk Persia, Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, dan berbagai kepulauan di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, serta Kalimantan.
Dalam catatan perjalanannya ke Tanah Jawa, yang diungkap penakatolik.com, Pastor Mattiuzzi sangat terkagum-kagum dengan kehidupan orang-orang di Jawa. Hal ini membuatnya memutuskan tinggal beberapa waktu di Jawa, hingga masuk ke pedalaman.
Menjelang akhir hayatnya, Pastor Mattiuzzi sempat mendatangi Biata Santo Antonius di Padua, dan bertemu dengan temannya, William de Solona. Kepada temannya tersebut, dia meminta untuk membuatkan catatan tentang kisah-kisahnya selama berada di Jawa.
Salah satu yang dikisahkan, adalah ketakjuban Pastor Mattiuzzi kepada Raja Jawa yang memiliki istana besar dan mewah. Istana tersebut memiliki tangga lebar dan megah, anak tangganya berlapiskan emas dan perak. Seluruh dinding dilapisi emas tempa, dan terdapat gambar-gambar kesatria yang ukir dalam lapisan emas.
Setiap kesatria di dalam Istana Majapahit, juga disebut oleh Pastor Mattiuzzi menggunakan mahkota emas yang berhias beragam batu mulia. Atap istana terbuat dari emas murni, dan dindingnya dilapisi lempengan emas serta perak.
Kunjungan Pastor Mattiuzzi ke wilayah Majapahit, dilakukan sekitar tahun 1321-1322 Masehi. Pada masa itu, Majapahit berada di bawah pemerintahan Raja Jayanegara, yang merupakan putera dari Raden Wijaya.
Kehadiran orang Eropa ke Istana Majapahit, juga disebut oleh Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit", yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bunga Rampai".
Perjalanan Pastor Mattiuzzi dimulai dengan kapal dari Venesia. Selama perjalanan sempat singgah di Pelabuhan Konstatinopel, Teluk Persia, Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, dan berbagai kepulauan di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, serta Kalimantan.
Dalam catatan perjalanannya ke Tanah Jawa, yang diungkap penakatolik.com, Pastor Mattiuzzi sangat terkagum-kagum dengan kehidupan orang-orang di Jawa. Hal ini membuatnya memutuskan tinggal beberapa waktu di Jawa, hingga masuk ke pedalaman.
Menjelang akhir hayatnya, Pastor Mattiuzzi sempat mendatangi Biata Santo Antonius di Padua, dan bertemu dengan temannya, William de Solona. Kepada temannya tersebut, dia meminta untuk membuatkan catatan tentang kisah-kisahnya selama berada di Jawa.
Salah satu yang dikisahkan, adalah ketakjuban Pastor Mattiuzzi kepada Raja Jawa yang memiliki istana besar dan mewah. Istana tersebut memiliki tangga lebar dan megah, anak tangganya berlapiskan emas dan perak. Seluruh dinding dilapisi emas tempa, dan terdapat gambar-gambar kesatria yang ukir dalam lapisan emas.
Setiap kesatria di dalam Istana Majapahit, juga disebut oleh Pastor Mattiuzzi menggunakan mahkota emas yang berhias beragam batu mulia. Atap istana terbuat dari emas murni, dan dindingnya dilapisi lempengan emas serta perak.
Kunjungan Pastor Mattiuzzi ke wilayah Majapahit, dilakukan sekitar tahun 1321-1322 Masehi. Pada masa itu, Majapahit berada di bawah pemerintahan Raja Jayanegara, yang merupakan putera dari Raden Wijaya.
Kehadiran orang Eropa ke Istana Majapahit, juga disebut oleh Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya yang berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit", yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bunga Rampai".
Lihat Juga :
tulis komentar anda