Asal-usul Nama dan Sejarah Jombang, Kabupaten yang Dulunya Menyatu dengan Mojokerto
Minggu, 12 Februari 2023 - 10:53 WIB
Kemudian Kyai tersebut meminta Kebo Kicak menggunakan kekuatannya untuk melawan Surontanu demi mengakhiri penderitaan warga karena penyakit tersebut. Setelah mendengar perintah tersebut, Kebo Kicak lalu menuruti perintah dengan berangkat bertarung dengan Surontanu.
Pertarungan diantara keduanya berlangsung sengit dan saling mengeluarkan kekuatannya masing-masing. Sehingga mengeluakan cahaya yang berwarna hijau (ijo) dan merah (abang).
Kemunculan cahaya dahsyat itulah yang kemudian menjadi asal muasal nama Jombang yang berasal dari perpaduan istilah ijo dan abang.
Sejarah Jombang
Pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, sebagian besar wilayah jombang adalah kekuasaannya. Bahkan salah satu desa bernama Tunggorono merupakan gapura keraton Majapahit bagian barat. Sedangkan gapura sebelah selatan terletak di desa Ngrimbi yang saat ini terdapat beberapa candi.
Cerita rakyat ini menjadi kuat lantaran banyak desa yang memiliki nama berawalan dari kata “Mojo” diantaranya Mojoagung, Mojo Trisno, Mojolegi, Mojowangi, Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi.
Di dalam salah satu candi Ngrimbi, Pulosari Bareng dilukiskan sebuah gerbang yang menggambarkan gerbang dari Keraton Majapahit dimana Jombang masuk dalam wewenangnya.
Namun pasca runtuhnya Majapahit Jombang belumlah menjadi daerah otonom. Melainkan masih menginduk di pemerintahan Mojokerto.
Dikutip dari laman pemerintahannya, pada majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onder district afdeeling Jombang) pada tahun 1880.
Sehingga kegiatan pemerintahan jombang sebagai wilayah administrasi sebenarnya sudah berjalan lama sebelum tahun 1910. Melainkan sudah berjalan sejak tahun 1880-an, dimana pada saat itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang
Pertarungan diantara keduanya berlangsung sengit dan saling mengeluarkan kekuatannya masing-masing. Sehingga mengeluakan cahaya yang berwarna hijau (ijo) dan merah (abang).
Kemunculan cahaya dahsyat itulah yang kemudian menjadi asal muasal nama Jombang yang berasal dari perpaduan istilah ijo dan abang.
Sejarah Jombang
Pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, sebagian besar wilayah jombang adalah kekuasaannya. Bahkan salah satu desa bernama Tunggorono merupakan gapura keraton Majapahit bagian barat. Sedangkan gapura sebelah selatan terletak di desa Ngrimbi yang saat ini terdapat beberapa candi.
Cerita rakyat ini menjadi kuat lantaran banyak desa yang memiliki nama berawalan dari kata “Mojo” diantaranya Mojoagung, Mojo Trisno, Mojolegi, Mojowangi, Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi.
Di dalam salah satu candi Ngrimbi, Pulosari Bareng dilukiskan sebuah gerbang yang menggambarkan gerbang dari Keraton Majapahit dimana Jombang masuk dalam wewenangnya.
Namun pasca runtuhnya Majapahit Jombang belumlah menjadi daerah otonom. Melainkan masih menginduk di pemerintahan Mojokerto.
Dikutip dari laman pemerintahannya, pada majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onder district afdeeling Jombang) pada tahun 1880.
Sehingga kegiatan pemerintahan jombang sebagai wilayah administrasi sebenarnya sudah berjalan lama sebelum tahun 1910. Melainkan sudah berjalan sejak tahun 1880-an, dimana pada saat itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang
Lihat Juga :
tulis komentar anda