Misteri Candi Kagenengan, Peninggalan Singasari yang Hilang Misterius
Rabu, 01 Februari 2023 - 05:59 WIB
Candi Kagenengan terletak di Dusun Candirejo, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar . Candi Kagenengan merupakan bangunan candi yang bahan utama dari bahan bata dan sebagian berbahan batu andesit.
Candi ini memiliki arsitektur dengan gaya Singasari berukuran panjang 6,6 meter, lebar 6,6 meter dengan tinggi 9 meter dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap.
Candi Kagenengan menghadap ke barat dengan pintu masuk berhiaskan kala pada bagian atasnya. Selain hiasan kala, terdapat angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi) yang dipahatkan pada balok batu, angka tahun ini sejaman dengan masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi dari kerajaan Majapahit.
Kakawin Negarakretagama menjelaskan ada 27 candi peninggalan Kerajaan Singasari. Sayang dari puluhan candi makam itu tak sedikit yang sudah musnah, salah satunya Candi Kagenengan.
Sebagaimana dijelaskan pada "Tafsir Sejarah Negarakretagama" dari Prof Slamet Muljana, Candi Kagenengan memiliki keindahan luar biasa. Bentuknya tidak bertara, pintu masuk terlalu lebar lagi tinggi, dari luar bersabuk.
Di dalam terbentang halaman dengan rumah berderet di tepinya, ditanami aneka ragam bunga seperti tanjung, nagasari, dan sebagainya. Menaranya lampai menjulang tinggi seperti Gunung Meru di tengah-tengah sangat indah. Di dalam candi ada arca dewa Siwa, sebagai lambang raja yang dipuja di situ. Ialah datu-leluhur raja Majapahit yang disembah di seluruh dunia.
Sayang Candi Kagenengan ini sudah musnah. Tapi berkat uraian dari Prapanca di Negarakretagama dapat diketahui tentang adanya keindahan Candi Kagenengan era Singasari.
Di antara candi makam era Singasari yang masih bertahan dalam keadaan hampir utuh yakni Candi Jago. Candi Jago agaknya sangat megah dan merupakan salah satu candi yang indah ketika masih dalam keadaan utuh.
Baca: Mpu Kapat, Sosok Misterius yang Jadi Petinggi Kerajaan Majapahit.
Candi ini memiliki arsitektur dengan gaya Singasari berukuran panjang 6,6 meter, lebar 6,6 meter dengan tinggi 9 meter dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap.
Candi Kagenengan menghadap ke barat dengan pintu masuk berhiaskan kala pada bagian atasnya. Selain hiasan kala, terdapat angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi) yang dipahatkan pada balok batu, angka tahun ini sejaman dengan masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi dari kerajaan Majapahit.
Kakawin Negarakretagama menjelaskan ada 27 candi peninggalan Kerajaan Singasari. Sayang dari puluhan candi makam itu tak sedikit yang sudah musnah, salah satunya Candi Kagenengan.
Sebagaimana dijelaskan pada "Tafsir Sejarah Negarakretagama" dari Prof Slamet Muljana, Candi Kagenengan memiliki keindahan luar biasa. Bentuknya tidak bertara, pintu masuk terlalu lebar lagi tinggi, dari luar bersabuk.
Di dalam terbentang halaman dengan rumah berderet di tepinya, ditanami aneka ragam bunga seperti tanjung, nagasari, dan sebagainya. Menaranya lampai menjulang tinggi seperti Gunung Meru di tengah-tengah sangat indah. Di dalam candi ada arca dewa Siwa, sebagai lambang raja yang dipuja di situ. Ialah datu-leluhur raja Majapahit yang disembah di seluruh dunia.
Sayang Candi Kagenengan ini sudah musnah. Tapi berkat uraian dari Prapanca di Negarakretagama dapat diketahui tentang adanya keindahan Candi Kagenengan era Singasari.
Di antara candi makam era Singasari yang masih bertahan dalam keadaan hampir utuh yakni Candi Jago. Candi Jago agaknya sangat megah dan merupakan salah satu candi yang indah ketika masih dalam keadaan utuh.
Baca: Mpu Kapat, Sosok Misterius yang Jadi Petinggi Kerajaan Majapahit.
tulis komentar anda