Motif Kristal Tiga Dimensi
A
A
A
SURABAYA - Gaun malam bertema kristal tampaknya menarik untuk dieksplor para desainer. Seperti koleksi Anaz Khairunnas yang bertema crystaloss. Busana malam yang ditampilkannya memiliki keunikan pada motif.
Jika dilihat dari jauh berbentuk polkadot. Pada-hal, sebenarnya berupa motif kristal tiga dimensi (3D) yang seolah-olah timbul, meski sebagian menggunakan batuan kristal yang sebenarnya. Dijumpai dalam fashion show yang digelar Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budiharjo kemarin malam, desainer berusia 26 tahun ini menjelaskan, motif 3D muncul pada busana karena menggunakan bahan print yang dia ciptakan sendiri. Jadi, saat disorot cahaya, motif itu tampak lebih hidup.
Gaun malam rancangannya juga tampak lain. Ini terlihat pada potongannya yang elegan dan tidak biasa. Dia memilih bawahan potongan mermaid dengan atasan tanpa lengan. Bahkan, beberapa juga dia kenakan jubah victoria . Bahan yang digunakannya lebih banyak duchess dengan pilihan warna kristal yang sedang tren, seperti blue saphire, emerald green, dan red siam.
Ketiga warna khas batuan kristal tersebut dipadukan dengan motif 3D yang membuat tampilan busana glamor dan elegan. Tidak mengherankan jika sejak empat tahun terakhir Anaz juga dikontrak menjadi desainer tetap untuk gaun malam dalam perhelatan Putri Indonesia beberapa tahun terakhir. Selain itu, kalangan artis juga cukup banyak yang pernah menjadi pelanggannya.
Sebut saja artis muda berbakat Cinta Laura dan mantan Putri Indonesia Artika Sari Devi. Berbeda dengan Anaz dengan nuansa kristal dalam fashion bertajuk Permixtio kemarin, Ernesto Abram lebih suka mendesain gaun malam melalui proses laboratorium. Ernesto saat ini memang sedang mengeksplor bahan baru seperti neoprene. Dia juga mengolah bahanbahan tertentu hingga akhirnya membentuk bahan baru.
Desainer satu ini memang dikenal piawai dalam membuat kreasi bahan untuk busana malam. Hasilnya pun aneka koleksi unik dari bahan yang tidak umum. ”Saya menggunakan bahan neoprene, yakni bahan yang mirip dengan spons, tapi tengahnya ada seratnya, kemudian pernah juga menggunakan kawat kasa halus yang dihias pita karet bertekstur hingga akhirnya membentuk busana seperti yang kita lihat sekarang,” papar Ernesto sambil menunjukkan beberapa busana malam rancangannya.
Ernesto memilih bahan neoprene karena memiliki keunggulan tidak akan kusut, meski busananya diremas-remas. Bentuknya akan tetap seperti semula, selain itu juga tidak menyerap panas sehingga tidak cepat berkeringat karena di kulit tetap dingin. Uniknya, Ernesto sengaja memilih warna kain abu-abu, putih, perak, dan ungu dengan teknik print asap.
”Model motifnya print abstrak, tapi tetap simetris sehingga muncul motif baru yang berbeda, jadi detailnya busana yang saya rancang ini bukan detail timbul, tapi motif yang unik serta tambahan laser cut supaya ada unsur lubang-lubang untuk beberapa busana,” tandas Ernesto. Selain Ernesto dan Anaz, dalam fashion kemarin juga ditampilkan beberapa busana yang semuanya hasil rancangan alumni LPTB Susan Budiharjo, yakni Rani Hatta, Andreas Wen, Jasmine Darwin, dan Galih Prakarsa.
Sementara itu, Susan Budiharjo, pendiri LPTB Susan Budiharjo, menegaskan, pagelaran busana diselenggarakan untuk memperkenalkan LPTB Susan Budiharjo yang baru. ”Kami yang cabang Surabaya saat ini pindah rumah. Nah , untuk merayakan itu, kami buat acara ini sekaligus untuk mengenalkan LPTB yang baru ini akan ditangani langsung oleh saya sendiri. Bahkan, guru-gurunya sebagian juga didatangkan langsung dari Jakarta,” kata Susan.
Mamik wijayanti
Jika dilihat dari jauh berbentuk polkadot. Pada-hal, sebenarnya berupa motif kristal tiga dimensi (3D) yang seolah-olah timbul, meski sebagian menggunakan batuan kristal yang sebenarnya. Dijumpai dalam fashion show yang digelar Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budiharjo kemarin malam, desainer berusia 26 tahun ini menjelaskan, motif 3D muncul pada busana karena menggunakan bahan print yang dia ciptakan sendiri. Jadi, saat disorot cahaya, motif itu tampak lebih hidup.
Gaun malam rancangannya juga tampak lain. Ini terlihat pada potongannya yang elegan dan tidak biasa. Dia memilih bawahan potongan mermaid dengan atasan tanpa lengan. Bahkan, beberapa juga dia kenakan jubah victoria . Bahan yang digunakannya lebih banyak duchess dengan pilihan warna kristal yang sedang tren, seperti blue saphire, emerald green, dan red siam.
Ketiga warna khas batuan kristal tersebut dipadukan dengan motif 3D yang membuat tampilan busana glamor dan elegan. Tidak mengherankan jika sejak empat tahun terakhir Anaz juga dikontrak menjadi desainer tetap untuk gaun malam dalam perhelatan Putri Indonesia beberapa tahun terakhir. Selain itu, kalangan artis juga cukup banyak yang pernah menjadi pelanggannya.
Sebut saja artis muda berbakat Cinta Laura dan mantan Putri Indonesia Artika Sari Devi. Berbeda dengan Anaz dengan nuansa kristal dalam fashion bertajuk Permixtio kemarin, Ernesto Abram lebih suka mendesain gaun malam melalui proses laboratorium. Ernesto saat ini memang sedang mengeksplor bahan baru seperti neoprene. Dia juga mengolah bahanbahan tertentu hingga akhirnya membentuk bahan baru.
Desainer satu ini memang dikenal piawai dalam membuat kreasi bahan untuk busana malam. Hasilnya pun aneka koleksi unik dari bahan yang tidak umum. ”Saya menggunakan bahan neoprene, yakni bahan yang mirip dengan spons, tapi tengahnya ada seratnya, kemudian pernah juga menggunakan kawat kasa halus yang dihias pita karet bertekstur hingga akhirnya membentuk busana seperti yang kita lihat sekarang,” papar Ernesto sambil menunjukkan beberapa busana malam rancangannya.
Ernesto memilih bahan neoprene karena memiliki keunggulan tidak akan kusut, meski busananya diremas-remas. Bentuknya akan tetap seperti semula, selain itu juga tidak menyerap panas sehingga tidak cepat berkeringat karena di kulit tetap dingin. Uniknya, Ernesto sengaja memilih warna kain abu-abu, putih, perak, dan ungu dengan teknik print asap.
”Model motifnya print abstrak, tapi tetap simetris sehingga muncul motif baru yang berbeda, jadi detailnya busana yang saya rancang ini bukan detail timbul, tapi motif yang unik serta tambahan laser cut supaya ada unsur lubang-lubang untuk beberapa busana,” tandas Ernesto. Selain Ernesto dan Anaz, dalam fashion kemarin juga ditampilkan beberapa busana yang semuanya hasil rancangan alumni LPTB Susan Budiharjo, yakni Rani Hatta, Andreas Wen, Jasmine Darwin, dan Galih Prakarsa.
Sementara itu, Susan Budiharjo, pendiri LPTB Susan Budiharjo, menegaskan, pagelaran busana diselenggarakan untuk memperkenalkan LPTB Susan Budiharjo yang baru. ”Kami yang cabang Surabaya saat ini pindah rumah. Nah , untuk merayakan itu, kami buat acara ini sekaligus untuk mengenalkan LPTB yang baru ini akan ditangani langsung oleh saya sendiri. Bahkan, guru-gurunya sebagian juga didatangkan langsung dari Jakarta,” kata Susan.
Mamik wijayanti
(bbg)