PDAM Blitar Pesimistis Bisa Lunas

Sabtu, 25 April 2015 - 10:41 WIB
PDAM Blitar Pesimistis Bisa Lunas
PDAM Blitar Pesimistis Bisa Lunas
A A A
BLITAR - Bukannya untung, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blitar malah terbelit utang Bank Dunia sebesar Rp8 miliar.

Lantaran bunga utang yang terus naik, PDAM pesimistis bisa melunasi utang tersebut. “Sepertinya kami tidak mampu melunasi utang ini,” ujar Direktur PDAM Kabupaten Blitar Basuki Agus Riono kepada wartawan. PDAM mulai terjerat utang Bank Dunia pada 1996 saat menerima kucuran kredit pembangunan infrastruktur sebesar Rp4,8 miliar.

Dana tersebut digunakan untuk infrastruktur di Kecamatan Garum, Sanan Kulon, Srengat, dan Kanigoro. Lantaran setiap tahun pendapatan yang diterima tidak mencukupi untuk dialokasikan pada pembayaran utang, pada 2009 nilai utang di Bank Dunia itu meningkat menjadi Rp16 miliar. “Utang itu termasuk di dalamnya bunga yang tidak terbayar,” ungkap dia.

Informasi yang dihimpun, persoalan utang PDAM ke Bank Dunia tidak hanya terjadi di Kabupaten Blitar. Sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur juga mengalami nasib serupa. Karena itu, pemerintah pusat turun tangan melakukan restrukturisasi dan penghapusan utang sebagian. “Kebijakannya, separuh utang bisa diangsur selama lima tahun kemudian. Namun, ternyata solusi itu belum bisa mengatasi persoalan,” paparnya.

Saat ini PDAM Kabupaten Blitar hanya mampu mengangsur Rp600 juta per tahun. Jumlah tersebut, kata Basuki, masih jauh dari margin pelunasan. Karena itu, dia berharap Pemkab Blitar segera turun tangan mengatasi persoalan yang ada. “Sebab, tanpa bantuan pemerintah daerah, sepertinya PDAM mustahil bisa lepas dari belitan utang,” pungkasnya.

Anggota DPRD Kabupaten Blitar Wasis Kunto Admojo mengatakan bahwa persoalan yang ada perlu dikaji ulang. Perlu ada penjelasan dari PDAM tentang penyebab keuangan mereka tidak mampu mengangsur utang sesuai perhitungan. “Dengan adanya kebijakan mengangsur lima tahun, tentu sebelumnya ada perhitungan yang matang. Akar persoalannya perlu dicari dulu,” ujarnya.

Solichan arif
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0407 seconds (0.1#10.140)