Tawarkan Kenyamanan, Ada Juga Klinik Fotografi

Jum'at, 17 April 2015 - 10:34 WIB
Tawarkan Kenyamanan,...
Tawarkan Kenyamanan, Ada Juga Klinik Fotografi
A A A
SURABAYA - Angkringan terus tumbuh subur di Kota Pahlawan, Surabaya. Jauh dari basis asal-usulnya, Yogyakarta, banyak pemilik meracik banyak konsep untuk angkringan agar menjadi tempat yang rancak menyuguhkan menu khas hingga suasana nyaman.

Singkatnya, angkringan di “tanah perantauan” tidak bisa lagi seperti angkringan di kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta yang tetap “seksi” di mata wisatawan, walau berada di tepian jalan. Di Surabaya, angkringan terus membayangi keberadaan warung kopi (warkop) yang sejak puluhan tahun menjamur di Bumi Pertempuran 10 November.

Bisa dikatakan antara angkringan dan warkop kini head to head . Tidak sekadar berada di halaman toko, banyak angkringan bahkan menyewa ruko. Tawarantawaran menarik terus disuguhkan. Ini membuat upaya menarik pengunjung bukan hanya dari segi rasa, melainkan juga kenyamanan. Nyaman tidak harus lantaran tempatnya bagus.

Angkringan yang hanya ditutup terpal atau gubukgubukkan tidak ketinggalan menawarkan kenyamanan. Ini yang terlihat di Angkringan Djeng Sri, di Jalan Semampir AWS, Kecamatan Sukolilo, tepatnya sekitar 100 meter ke arah timur dari Kampus Almamater Wartawan Surabaya-Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya (AWSTIKOM).

Di angkringan yang mengedepankan bangunan bambu layaknya gubuk mewah alias mepet sawah ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati minuman khas, wedang uwuh yang memiliki nama lain bir mataram. Ini merupakan minuman herbal, perpaduan rempah berupa jahe, kapulaga, sereh, kayu manis, pandan berpadu daun salam, kayu secang dan lainnya.

Mengonsumsi wedang uwuh, tubuh terasa hangat. Dulunya wedang uwuh merupakan minuman raja-raja Yogyakarta pada masa itu. Minuman ini pas buat menjaga kondisi tubuh. Aneka satesatean, nasi kucing, serta minuman pendukung lainnya juga ditawarkan Djeng Sri.

“Yang membuat beda antara Angkringan Djeng Sri dengan angkringan lain adalah keberadaan klinik fotografi. Banyak mahasiswa dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) fotografi beberapa kampus yang datang untuk sharing karya maupun teknik pengambilan foto,” kata Ali Masduki, salah seorang si empunya Djeng Sri.

Latar belakang Ali sebagai salah seorang fotografer salah satu media cetak harian nasional di Tanah Air membuat Ali mampu memberikan tipstips fotografi. Terlebih, bapak dua anak berambut gondrong ini kerap memberikan materi pendidikan kilat (diklat) fotografi. Banyak fotografi media cetak lainnya yang juga datang.

Tidak sekadar menikmati kopi Kemiren Banyuwangi, tetapi juga mengobrol santai soal fotografi. Tidak mengherankan jika terkadang di Djeng Sri ada beberapa karya foto yang dipajang dengan cara digantung kawat yang dikaitkan pada bangunan bambu.

“Klinik fotografi salah satu kegiatan di Djeng Sri. Hari-hari tertentu ada menu khusus agar ngopi, nangkring di angkringan bisa terasa lebih gayeng . Ada jagung bakar, ketan parutan kelapa, gorengan fresh dan lainnya,” timpal Nano Prayitno, partner Ali dalam menjalankan Djeng Sri.

Bersama seorang temannya lagi, Cak Nawi, ketiganya ingin menambah banyak lapak Djeng Sri. “Dibukanya lapak-lapak yang berikutnya hanya soal waktu. Perlengkapan sudah siap,” kata Ali. Ada sejumlah dosen fotografi di beberapa kampus yang ingin membawa mahasiswanya ngopi sembari ngobrol fotografi.

Dari sekian banyak mahasiswa yang datang, ada dari Communication Photography Club (Ciphoc) Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya atau UKM foto dari kampus lain. “Djeng Sri mampu menawarkan kenyamanan. Di sini saya bisa bertemu temanteman, sharing foto, dan ngobrol lainnya,” tukas Robertus RPK, Ketua Ciphoc sekaligus fotografer salah satu media cetak di Surabaya.

Para fotografer lain yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jawa Timur juga terkadang menyeruput kopi ala Djeng Sri. Sejumlah politisi skala kota tidak ketinggalan pernah mendatangi Djeng Sri. Salah satunya, Ketua Komisi A DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto. Ada juga mantan anggota Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) Soebiantoro.

“Tempe bacemnya oke. Wedang uwuhnya tidak kalah oke,” aku Herlina saat datang bersama suaminya, Aries. Soebiantoro pun juga kesengsem sama hangatnya wedang uwuh khas Djeng Sri. Penasaran? Datang saja ke Djeng Sri.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1073 seconds (0.1#10.140)