Tak Ada Anggaran Museum
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan tidak mengalokasikan anggaran khusus untuk pembangunan museum Surabaya yang ada di Gedung Siola. Anggaran pembangunan museum tersebut sudah masuk anggaran perawatan dan pemeliharaan bangunan.
Saat ini Pemkot tengah sibuk memperbaiki sejumlah bagian sudut gedung untuk persiapan launching museum Surabaya awal bulan depan. Bahkan, trotoar di sisi Jalan Genteng Kali juga sudah mulai diperlebar. Gedung Siola sendiri memiliki tiga lantai. Lantai satu akan diperuntukkan sebagai museum. Lantai dua dan tiga akan digunakan sebagai ruang pameran seni.
“Tidak ada anggaran khusus untuk museum. Semua sudah masuk dalam anggaran pemeliharaan gedung,” ujar Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Pemkot Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu. Pemkot juga tengah merenovasi Tunjungan Center yang berdampingan dengan Gedung Siola. Rencananya gedung ini akan dijadikan kantor sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
SKPD yang akan berkantor di gedung yang berada di Jalan Tunjungan ini antara lain DPTB, Kantor Ketahanan Pangan, Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM), dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). “SKPD ini akan menempati Tunjungan Center ketika pemeliharaan (renovasi) sudah selesai,” tandas Yayuk, panggilan Maria Theresia Ekawati Rahayu.
Siola difungsikan sebagai museum dan Tunjungan Center digunakan sebagai kantor SKPD setelah Pemkot tidak memperpanjang sewa kedua bangunan tersebut pada pihak ketiga. Untuk Tunjungan Center, masa sewanya sudah habis sejak 31 Desember 2014. Sedangkan, Siola akan habis pada 21 Mei 2015.
“Keberadaan Siola yang dijadikan museum dan Tunjungan Center sebagai kantor SKPD merupakan upaya Pemkot untuk menghidupkan lagi kawasan Tunjungan. Ini merupakan kawasan yang cukup bersejarah bagi Surabaya,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Sonhaji.
Agus menambahkan, guna menghidupkan kawasan ini, Pemkot sudah mengundang sejumlah seniman dan pemerhati Kota Surabaya untuk memberi saran dan masukan mereka. Ada banyak usulan yang masuk, misalnya ada pertunjukkan seni di sepanjang Jalan Tunjungan ini.
Untuk arus jalan, bisa jadi jalan ini akan dibebaskan dari kendaraan, baik kendaraan roda dua ataupun roda empat. “Jika Jalan Tunjungan itu ditutup, rencananya arus lalu lintas kami alihkan ke Jalan Simpang Dukuh,” ujarnya.
Lukman hakim
Saat ini Pemkot tengah sibuk memperbaiki sejumlah bagian sudut gedung untuk persiapan launching museum Surabaya awal bulan depan. Bahkan, trotoar di sisi Jalan Genteng Kali juga sudah mulai diperlebar. Gedung Siola sendiri memiliki tiga lantai. Lantai satu akan diperuntukkan sebagai museum. Lantai dua dan tiga akan digunakan sebagai ruang pameran seni.
“Tidak ada anggaran khusus untuk museum. Semua sudah masuk dalam anggaran pemeliharaan gedung,” ujar Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Pemkot Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu. Pemkot juga tengah merenovasi Tunjungan Center yang berdampingan dengan Gedung Siola. Rencananya gedung ini akan dijadikan kantor sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
SKPD yang akan berkantor di gedung yang berada di Jalan Tunjungan ini antara lain DPTB, Kantor Ketahanan Pangan, Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM), dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). “SKPD ini akan menempati Tunjungan Center ketika pemeliharaan (renovasi) sudah selesai,” tandas Yayuk, panggilan Maria Theresia Ekawati Rahayu.
Siola difungsikan sebagai museum dan Tunjungan Center digunakan sebagai kantor SKPD setelah Pemkot tidak memperpanjang sewa kedua bangunan tersebut pada pihak ketiga. Untuk Tunjungan Center, masa sewanya sudah habis sejak 31 Desember 2014. Sedangkan, Siola akan habis pada 21 Mei 2015.
“Keberadaan Siola yang dijadikan museum dan Tunjungan Center sebagai kantor SKPD merupakan upaya Pemkot untuk menghidupkan lagi kawasan Tunjungan. Ini merupakan kawasan yang cukup bersejarah bagi Surabaya,” kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Sonhaji.
Agus menambahkan, guna menghidupkan kawasan ini, Pemkot sudah mengundang sejumlah seniman dan pemerhati Kota Surabaya untuk memberi saran dan masukan mereka. Ada banyak usulan yang masuk, misalnya ada pertunjukkan seni di sepanjang Jalan Tunjungan ini.
Untuk arus jalan, bisa jadi jalan ini akan dibebaskan dari kendaraan, baik kendaraan roda dua ataupun roda empat. “Jika Jalan Tunjungan itu ditutup, rencananya arus lalu lintas kami alihkan ke Jalan Simpang Dukuh,” ujarnya.
Lukman hakim
(bbg)